Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen: Ada Cinta di Balik Hidayah

28 November 2021   06:46 Diperbarui: 28 November 2021   06:48 399
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Satu bulan telah berlalu, aku menunggu saat-saat kebahagiaan tiba ketika mendengar ayah dan ibu akan segera pulang. Tetapi aku tidak mau larut dalam angan-angan, maka aku melaksanakan aktivitas seperti biasa. Ditambah lagi Ustadz Muchsin sering mengantarku pulang. Aku tahu niat Ustadz Muchsin hanya untuk menemui Kak Ranti. Aku menyetujui hubungan Ustadz Muchsin dengan kak Ranti. Kak Ranti meskipun hidup di Bandung dengan dunia gemerlap tetapi dia tidak pernah tergoda. Dia adalah perempuan cantik yang selalu mengenakan jilbab.

Untuk pertama kali mengenal Ustadz Muchsin, aku sudah menganggap seperti kakakku sendiri. Aku mendapatkan pelajaran tambahan dari Ustadz Muchsin karena sekarang aku sering berdua dengan ustadz. Kami tidak akan mengganggu waktu mengaji dan insya Allah tidak akan melanggar aturan-aturan Islam.

"Ustadz, Ustadz benar-benar mencintai Kak Ranti?" tanyaku.

"Insya Allah. Kamu ragu?"

"Bukan begitu Ustadz. Itu berarti Ustadz harus segera menikahi Kak Ranti. Ustadz pernah bilang kalau pacaran tidak baik lebih baik langsung menikah saja." Ujarku sambil tertawa.

"Insya Allah, dalam waktu dekat ini aku akan melamar Kak Ranti."

Ucap syukur tiada terkira. Kebahagiaan keluargaku bertambah lagi. Sebentar lagi Ustadz Muchsin akan menjadi bagian keluarga besarku. Lamaran akan dilaksanakan setelah ayah dan ibu kembali. 

Beberapa lama kemudian, ayah dan ibu kembali ke tanah air tepatnya di rumah. Ayah dan ibu banyak membawakan oleh-oleh untukku. Salah satunya adalah oleh-oleh cerita mengenai keadaan di kota suci. Alangkah bahagianya ayah dan ibu bisa menjadi muslim sejati. Sudah melaksanakan semua rukun islam.

Aku pun semakin semangat untuk segera mengunjungi rumah Allah. Sudah lengkaplah kebahagiaanku dan sekeluarga. Setelah aku dan orang tuaku berkumpul kembali, ustadz Muchsin akan menikah dengan kak Ranti. Tetapi kebahagiaanku tidak ingin aku rasakan sendiri. Aku, Rahmat, Yaser, Nissa, dan Nurma, berbagi kebahagiaan dan ingin menjadi muslim sejati. Aamiin.

--- Selesai---

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun