Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cinta via Ponsel

4 Oktober 2021   11:01 Diperbarui: 4 Oktober 2021   11:03 182
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

            "Oh kamu! Ada apa?"

            "Tidak apa-apa, aku hanya ingin kenalan saja dengan kamu."

            Aku sedikit malu. Untungnya percakapan ini hanya direntangkan oleh saluran dari ponsel masing-masing. Jadi wajah yang memerahpun tidak dia melihatnya.

            Begitu bahagianya diriku mendengar suaranya dan dia memberikan satu kesempatan agar aku bisa terus melanjutkan misiku.

            Dengan penuh keterpaksaan hubunganku yang hanya sebentar berlanjut juga. Di sela-sela raut wajahku tak bisa menyembunyikan pancaran kebahagiaan. Di saat itu juga aku langsung memperkenalkan siapa diriku dan semua identitasku. Keramahan gadis itu mau menerimaku menjadi temannya. Hanya gara-gara salah sambung.

Alangkah dunia sudah berputar dengan cepat. Namun waktu tak pernah lelah, satu bulan aku lewati seperti aku baru kemarin bisa memanfaatkan waktu. 

Perkenalan antara aku dan Rina, nama gadis itu sudah berlanjut selama itu dengan dan tanpa tatap muka tetapi kami antara aku dan Rina dapat menjalin persahabatan dengan sempurna.

Hidup terkadang aneh. Merajut waktu dan keinginan untuk bisa sesuai dengan peraturanku. Aku dan Rina di lain waktu pasti bisa bertemu dan berjabat tangan tanda persahabatan, tetapi sekarang aku masih memberi kepercayan padanya untuk menjaga norma persahabatan meski belum mengetahui diri kami masing-masing. Terdapat alasan yang kuat untuk aku dan dia tidak bisa bertemu. 

Rina adalah seorang mahasisiwi di salah satu perguruan tinggi di Bogor. Jarak itu memang tidak terlalu jauh tetapi belum ada kesempatan untuk meluangkan waktu bisa menatap dua kepribadian yang mungkin tidak sesuai dengan anggapan yang terkira.

Aku mengeluh. Rasa lelahnya di kampus tidak cukup menguras tenagaku dibandingkan rasaku yang mulai menyebar pada gadis yang dikenal via ponsel itu. Menyelip bisikan yang sangat mendukung dalam hati "Mengapa aku tidak menemuinya saja."

Lelah tersungkur tidur. Lepas dakwaan nurani akan cinta yang terpendam. Aku masih bisa menulis kata-kata biru di buku harianku. Dan aku pula bisa menceritakan hal yang sama kepada sahabatku Rendi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun