Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teacher Vs Me (Eps. 1): Good Morning My School

23 September 2021   09:25 Diperbarui: 23 September 2021   09:32 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

***

Ini malam pertama aku bekerja di kafe sebagai pelayan. Aku bekerja malam dari pukul tujuh sampai duabelas malam. Aku sebenarnya punya waktu untuk latihan basket bersama Vicky tetapi mungkin akan menjadi lebih baik kalau waktu kosong itu aku pergunakan untuk belajar. Karena tidak mungkin lagi kalau aku harus belajar di atas pukul duabelas malam kecuali kalau kepepet ada ujian di sekolah.

Sangat lelah, untuk malam yang tidak ada ujung. Di ruang yang sempit kurebahkan tubuh ini agar bisa mengalirkan darah dengan rata ke seluruh organ dan menyegarkan kembali untuk hari esok. Dalam kegelapan ini aku merenungkan kembali nasibku. Ternyata aku bisa membawa diriku dengan keadaan yang mandiri. Aku rindu kedua orangtuaku. Tetapi telah aku tanamkan kekuatan asaku untuk menjadi orang sukses dan menimbun rasa rindu ini.   

Tepat pukul enam pagi aku terbangun. Tergesa-gesa untuk tidak melakukan kesalahan agar aku tidak terlambat di sekolah. Meskipun aku anak indekos tetapi aku tetap memakai peraturan rumah untuk kegiatanku sehari-hari. Ibu yang telah mengajarkanku, bahwa setiap pagi sebelum berangkat sekolah harus sarapan dulu, mengecek barang-barang yang menjadi keperluan dalam belajar di sekolah, sampai melangkahkan kaki kanan ke luar rumah. Dengan maksud keselamatan untuk hari ini.

"Eh Sa, mau ikut naik motor denganku?" Vicky memberhentikan motornya di depanku saat aku menunggu bus.

"Tumben kamu bawa motor?"

"Iya, aku yang meminta pada orang tuaku dengan alasan kalau naik bus berdesak-desakan dan kalau menunggu bus yang kosong membutuhkan waktu yang lama, bisa-bisa terlambat sampai sekolah hehe."

"Dasar kamu! Tidak apa-apa nih? Kamu tidak minta ongkos kan?"

"Apaan sih!!! Aku akan membantumu semasa aku masih bisa."

"Thanks."

Ternyata hidup di Jakarta masih ada orang baik seperti Vicky. Aku pernah diajak ke rumahnya dan orang tuanya pun sangat baik terhadapku. Meski kata orang, bahwa orang Batak itu keras tetapi tetap saja dalam hatinya memiliki kelembutan dan kasih sayang. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun