Mohon tunggu...
Deni Saputra
Deni Saputra Mohon Tunggu... Guru - Seorang Guru dan Penggiat Literasi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Belajar menulis untuk memahami kehidupan.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Teacher Vs Me (Eps. 1): Good Morning My School

23 September 2021   09:25 Diperbarui: 23 September 2021   09:32 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerpen. Sumber ilustrasi: Unsplash

"Kamu tidak punya saudara di Jakarta?"

"Punya sih, tapi tidak tahu di mana rumahnya, kalau tidak salah di Cililitan tetapi kan tidak mungkin aku mencari saudaraku di daerah yang seluas itu bagai mencari jarum dalam jerami."

Di saat aku dan Vicky berada dalam keseriusan bercerita, tiba-tiba Pak Naryo masuk ke kelasku. Dengan bahasa Inggrisnya menyapa kami semua. Meskipun sudah tua tetapi masih fasih berbicara menggunakan bahasa Inggris. Ya, memang selayaknya beliau kan guru Bahasa Inggris. Bahkan beliau pernah bercerita bahwa beliau sering mengikuti seminar dengan para bule menggunakan bahasa Inggris. Beliau sangat aktif saat menjadi mahasiswa.

Seminggu tiga kali aku bertemu dengan Pak Naryo. Maksudnya aku belajar di kelas dengan Pak Naryo dalam mata pelajaran Bahasa Inggris pada hari Senin, Selasa, dan hari Kamis. Semua siswa sebenarnya merasakan kesenangan jika belajar bahasa Inggris dengan metode yang digunakan Pak Naryo. Pak Naryo bisa mengajar dengan santai dan penuh tawa tanpa kebekuan dalam kelas. Dengan rambut putihnya dan berkacamata lumayan tebal, aku dan teman-temanku sangat menghormati Pak Naryo. Bahkan guru-guru yang lebih muda dari beliau sangat membutuhkan bimbingan cara mengajar dengan baik, serius tanpa kaku.

Bel istirahat telah berbunyi, aku dan Vicky langsung menuju kantin.

"Sa, pulang sekolah nanti kita latihan basket dulu."

"Tidak bisa Vick!"

"Sa, kamu belum dapat pekerjaan?"

"Sudah. Aku bekerja di kafe. Lumayan buat biaya sehari-hari."

"Kamu bisa membagi waktu?"

"Sudah risiko. Tetapi aku akan tetap belajar agar beasiswaku tidak dicabut."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun