Jika ada kelebihan, dapat dipastikan terdapat kekurangan, begitu pun dengan cerita Dokter Sepatu Rusak karangan Bambang Joko Susilo.Â
Dari kelebihan cerita Bambang Joko Susilo yang sudah dipaparkan di atas, ada beberapa kekurangan yang dapat dilihat dari unsure ceritanya. Robert Lawson dalam bukunya yang berjudul Make Me A Child Again membedakan sastra anak dengan sastra dewasa., yakni sebagai berikut.
 Rumusan khas bacaan anak
 Tradisionil, bacaan anak yang tumbuh dari lapisan anak.
 Idealistis, artinya patut dan universal (berdasarkan pada karya terbaik dan zaman terbaik).
 Popular, bersifat menghibur (sesuatu yang menyenangkan anak-anak).
 Teoretis, bacaan yang dikonsumsi anak-anak dengan pengarahan orang dewasa (cerita yang dikarang oleh orang dewasa).
Dengan demikian, cerita Dokter Sepatu Rusak karangan Bambang Joko Susilo termasuk dalam rumusan khas bacaan anak yang teoretis. Artinya, cerita yang dimunculkan adalah sebagai bagian dari bacaan anak-anak dan dikarang oleh orang dewasa yaitu Bambang Joko Susilo yang lahir di Sragen, Jawa Tengah, 14 Juli 1964.Â
Oleh sebab itu, Bambang Joko Susilo sudah memberikan hal-hal yang teoretis yang sudah banyak pengalaman sebagai pengarang cerita anak sehingga Bambang Joko Susilo dapat memberikan cerita seperti itu.
Ciri-ciri bacaan anak
Dalam cerita anak memiliki beberapa pantangan sebagai ciri khas bacaan anak yaitu sex, erotis, dan kebencian. Karena jika kita memberikan anak dengan cerita-cerita seperti itu akan mengakibatkan psikologi anak terpengaruh oleh bacaannya sendiri.Â
Dalam cerita Dokter Sepatu Rusak karangan Bambang Joko Susilo sebenarnya masih memiliki kekurangan dalam hal pantangan, yaitu adanya kebencian.Â