Dunia ketiga dan globalisasi adalah sebuatan bagi zaman sekarang ini khususnya untuk Indonesia sebagai negara berkembang yang dipengaruhi oleh teknologi dan pengetahuan yang tinggi, yang akan menyebabkan harus bekerja kerasnya manusia untuk mengikuti zaman tersebut.Â
Oleh sebab itu, yang menjadi langkah awal untuk memahami dunia adalah dengan membaca. Akan tetapi, akan lebih paham lagi jika bacaan yang menjadi pengetahuan kita adalah hal-hal yang sesuai dengan keinginan kita, indah dan imajinasi, namun tetap memberikan manfaat seperti halnya sastra.
Alasannya adalah kurangnya minat baca masyarakat Indonesia sehingga bacaan yang ada harus disesuaikan agar sejalan dengan jalan pikirannya. Cara yang menjadi langkah utama untuk meningkatkan minat baca masyarakat adalah penyebaran sastra sebagai salah satu daya tarik masyarakat dengan berbagai cerita yang menarik pula. Sebagaimana sastra merupakan tulisan yang penuh dengan keindahan dan imajinasi.
Sastra menurut Lukens (2003: 9) menawarkan dua hal utama yaitu kesenangan dan pemahaman. Begitu pun dengan sastra anak. Sebuah bacaan untuk anak yang akan mendapatkan sebuah pemahaman mengenai kehidupan dan hiburan atau menyenangkan dalam mengisi waktunya sehari-hari.Â
Oleh sebab itu, anak-anak memerlukan bacaan yang signifikan agar dapat memberikan kepedulian terhadap buku baik buku mengenai sastra maupun buku pengetahuan lainnya. Karya sastra seperti novel, cerpen dan jenis prosa lainnya merupakan salah satu media yang tepat untuk membangkitkan minat baca.Â
Sebab, produk-produk sastra itu menyajikan cerita, berbeda halnya dengan buku paket atau buku-buku pelajaran lainnya. Cerita dalam karya sastra mengisahkan tokoh-tokoh dalam dunia fiksi yang tidak lepas begitu saja dengan dunia fakta. Karya sastra tersebut mengandung pesan moral, mengembangkan imajinasi dan menawarkan pengalaman baru bagi pembacanya.[1]Â
Masa anak-anak merupakan keadaan manusia yang belum stabil, yang dapat terpengaruh dengan mudahnya dari hal-hal yang ada di lingkungannya. Akan tetapi, jika melihat respon dari pemikiran yang dimiliki anak-anak mengenai hal bacaan, sangatlah baik dengan menerapkannya sejak dini untuk minat baca anak.Â
Gerakan minat baca akan bersinggungan langsung dengan buku-buku dan perpustakaan. Kedua faktor sebagai pemegang kunci dalam meningkatkan minat baca ini selalu dituding sebagai penyebab rendahnya minat baca siswa.Â
Buku terbatas, harga mahal. Ruang perpustakaan sumpek sehingga kurang menarik untuk dikunjungi. Untuk perpustakaan sekolah, buku-buku yang tersedia umumnya buku-buku teks, buku paket atau buku-buku pelajaran yang didrop dari pusat.
Bacaan bagi anak-anak adalah sangat penting gunanya sebagai alat penambah pengetahuan mereka di samping pelajaran-pelajaran yang mereka peroleh. Bacaan anak dapat pula memberikan mereka pelajaran dalam bentuk lain yang lebih mengasyikkan.Â