Mohon tunggu...
Muhammad Dendy
Muhammad Dendy Mohon Tunggu... Seniman - menulis adalah obat hati

"saya adalah orang yang selalu ingin belajar dan selalu ingin mengembangkan segala potensi yang ada dalam diri saya"

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih Pilihan

Wacana Prabowo-Yusril Ihza Mahendra yang Mulai Sayup-sayup Terdengar

30 Agustus 2017   19:32 Diperbarui: 30 Agustus 2017   19:48 3575
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Wacana Prabowo-Yusril (www.jpnn.com)

Pertemuan SBY dan Prabowo beberapa waktu lalu yang banyak pihak memprediksi Prabowo dan SBY akan melangsungkan koalisi pada Pilpres 2019 mendatang. Ternyata hampir dapat dipastikan tidak akan berlanjut pada Pilpres 2019 mendatang. Meskipun politik itu bersifat dinamis. Skan tetapi terlihat dari sikap pihak Cikeas yang melakukan manuver politik berupa pendekatan pada pihak Istana akhir-akhir ini. Sikap peragu SBY sebagai penguasa tahta Politik kubu Cikeas. Adalah faktor yang menyebabkan, kecilnya peluang Demokrat akan berkoalisi dengan partai Gerindra. Partai Gerindra itu sendiri, hingga saat ini berkomitmen untuk kembali mengusung mantan Danjen Kopassus tersebut sebagai calon Presiden.

Semenjak populernya Nama Agus Harimurti Yudhoyono, atau yang sering akrab disapa AHY pada Pilkada DKI 2017 lalu. Adalah suatu "Kunci Inti" bagi Demokrat untuk membentuk poros baru pada Pilpres 2019 mendatang. AHY memang sudah lama dipersiapkan Demokrat untuk menggantikan posisi SBY yang saat ini sudah senior. Dan tentu saja Demokrat membutuhkan regenerasi, dan AHY adalah sosok yang paling tepat. Pilkada DKI 2017 lalu adalah momentum bagi SBY dan Demokrat untuk memperkenalkan sosok AHY ke pentas Nasional. Sehingga kalah ataupun menang, AHY tetapi dikenal oleh publik Nasional. Karena pilkada DKI Jakarta menjadi perhatian media-media massa Nasional

Sehingga duet Prabowo-AHY kecil kemungkinannya untuk terjadi, meskipun politik itu bersifat dinamis. Karena Demokrat itu sendiri mempunyai "Golden Boy" putra Mahkota Cikeas, yaitu AHY.

Wacana Prabowo-Yusril Ihza Mahendra, tentu jauh lebih menarik dibandingkan dengan wacana Prabowo-AHY. Kenapa menurut saya lebih menarik? Karena jikalau pun terjadi komposisi Prabowo-AHY. Dengan komposisi sama-sama Militer, rasanya kurang tepat. Prabowo dan AHY adalah sama-sama memiliki latar belakang militer. Dalam hal pemerintahan apalagi dalam hal ini Calon Presiden dan Cawapres. Komposisi Militer-Militer rasanya kurang pas.

Memang secara strategi, Capres atau Cawapres dengan latar belakang militer cukup mumpuni dalam hal strategi dan perencanaan. Karena setiap perwira lulusan akedemi militer seperti AHY dan Prabowo tentunya dibekali kemampuan strategi yang cukup mumpuni. Itulah kenapa Presiden Soeharto pada era Orde Baru dahulu begitu ahli dalam bidang strategi. Itu semua karena latar belakang beliau yang merupakan lulusan Akademi Militer (Akmil).

Secara etnis juga Prabowo dan AHY sama-sama merupakan suku Jawa. Maaf kali ini saya tidak bermaksud SARA. Akan tetapi mengingat Komposisi Jawa-Luar Jawa sangat begitu penting pada saat ini. Menginggat masih kecilnya dominasi Politik kelompok suku diluar suku Jawa. Sehingga jikalau pun terbentuk Komposisi Prabowo-AHY, tentu komposisi yang kurang menarik dibandingkan komposisi Prabowo-Yusril. Karena seperti yang saya sebutkan tadi. Sama-sama Militer dan sama-sama suku Jawa.

Sebagai contoh, Jokowi dan JK. Meskipun sama-sama berlatar belakang sipil. Akan tetapi komposisi Jokowi-JK tentu sangat tepat dari sisi perpaduan etnis. Karena Jokowi Etnis Jawa dan JK berasal dari etnis Bugis, yang merupakan perwakilan dari luar Jawa. Sehingga pada pasangan Jokowi-JK komposisi Jawa-Luar Jawa tercipta. Jusuf Kalla adalah perwakilan luar Jawa, yang tentu saja akan menyerap aspirasi politik penduduk luar Jawa.

Komposisi Jawa-luar Jawa begitu penting, karena dengan adanya Komposisi tesebut. Pembangunan yang merata akan tercipta. Menginggat masih timpangnya pembangunan Jawa dan luar Jawa. Sehingga diharapkan dengan adanya komposisi Luar jawa baik itu Presiden maupun Wakil Presiden. Diharapkan akan menggenjot pembangunan luar Jawa. Karena dengan adanya perwakilan luar Jawa, tentu saja apirasi masyarakat luar jawa dapat tersalurkan.

Sehingga tentu saja wacana Prabowo-Yusril akan mirip sekali dengan Komposisi Jokowi-JK, jika dilihat secara perpaduan Jawa-Luar Jawa. Karena selain Pasangan Prabowo-Yusril merupakan Komposisi Militer-Sipil. Yang tentu saja komposisi yang sangat pas Untuk Kondisi Indonesia pada saat ini. Karena SBY-JK pada periode 2004-2009 lalu, adalah bukti nyata bahwa komposisi Militer-Sipil terbukti berhasil saling mengisi satu sama lain. Sebagai contoh, pada Periode 2004-2009. SBY ketika itu lebih banyak mengurusi tentang strategi pembangunan nasional. Sedangkan Jk mengurusi bagian Diplomasi, Birokrasi, dan Ekonomi. Sehingga komposisi SBY-JK pada saat itu seperti saling mengisi.

Komposisi Prabowo-Yusril tentu akan terlihat mirip dengan komposisi SBY-JK dahulu. Dimana SBY militer dan Jusuf Kalla adalah sipil. Ditambah kedekatan Yusril dengan Kubu Prabowo sudah berlangsung cukup lama. Meksipun Prabowo tidak mengusung Yusril pada Pilkada DKI 2017 lalu. Akan tetapi kedekatan mereka sudah terjalin lama. Seperti SBY dan JK yang sudah lama akrab dan dekat semenajak jadi Menteri pada Era Presiden Megawati dahulu.

Kedekatan Prabowo dan Yusril juga akan menjadi kunci dalam kerjasama yang baik antara Prabowo dan Yusril, jika wacana ini menjadi kenyataan nantinya. Prabowo merupakan jenderal Bintang 3 yang tentu saja sudah diluar kepala dalam hal strategi dan perencanaan. Karena posisi jenderal bintang 3 tidak semua militer dapat memilikinya. Begitu banyak sekolah dan tahap yang harus dilalui untuk meraih posisi Jenderal tersebut. Kepiawaian Prabowo dengan latar belakang militer dan posisi mantan Jenderalnya tersebut. Tentu akan dapat dilengkapi dengan kepiawaian Yusril dalam hal Birokrasi dan Politik. Menginggat Yusril adalah mantan Menteri Hukum dan Ham, serta menteri Sekertaris Negara (Mensegneg) era Presiden SBY dahulu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun