Mohon tunggu...
Dendi Aditya
Dendi Aditya Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - bersyukur

selagi masih bisa usaha dan lakukanlah

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membantu Siswa SD Belajar Membaca Sebelum Pembelajaran Tatap Muka (PTM) T di SDN 1 Ciwaruga

29 September 2021   08:55 Diperbarui: 29 September 2021   10:09 246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

 oleh : Dendi Aditya

Dosen pembimbing lapangan : Nenden Rani Ranekasari, S.P., M. Pd.

Pandemi Covid-19 di Indonesia berdampak pada 646.192 satuan pendidikan, 68.801.708 siswa dan 4.183.591 tenaga pendidik mulai dari jenjang PAUD hingga Perguruan Tinggi, Pendidikan Luar Biasa, Pendidikan Vokasi, Pendidikan Masyarakat, Kursus dan Pendidikan Agama (Kemendikbud, 2020). Kegiatan pendidikan di Indonesia harus tetap berjalan dalam keadaan apapun. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakan untuk menjamin terselenggaranya kegiatan pendidikan pada semua jenjang dan jenjang pendidikan. 

Salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah adalah sistem pendidikan telah dilaksanakan secara daring atau sistem online sejak Maret 2020. Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah mengeluarkan kebijakan tersebut implementasi dari kebijakan pendidikan darurat karena penyebaran penyakit coronavirus (Covid-19). Ini termasuk keputusan tentang pembelajaran online atau pembelajaran jarak jauh (PJJ) menggunakan akses Internet. Namun, dengan sistem pembelajaran jarak jauh, beberapa masalah muncul selama proses pembelajaran. 

Saat menerapkan pembelajaran jarak jauh, siswa dan pendidik harus memiliki akses ke Internet yang baik. Namun, di banyak daerah, kondisi akses internet yang kurang bagus atau kurang memadai menjadi kendala agar kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan lancar. Selain itu, untuk anak sekolah dasar, pembelajaran online sulit untuk dipahami, media internet tidak sepenuhnya bisa menggantikan peran guru dalam pembelajaran. 

Apalagi bagi siswa yang baru memasuki sekolah dasar, selain proses pembelajarannya tidak jelas, materi yang harus dipelajari pun cukup berat. Siswa kelas satu sekolah dasar diharapkan sudah bisa membaca, menulis dan berhitung sebagai tuntutan materi dalam kurikulum saat ini.

Kegiatan pembinaan dan penguatan karakter, serta pemberantasan buta huruf, merupakan salah satu faktor penting kemajuan kehidupan suatu negara di era globalisasi. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan banyak menyelenggarakan kegiatan program literasi yang telah dan sedang dilaksanakan. Gerakan Literasi Nasional (GLN) merupakan upaya untuk memadukan seluruh potensi dan memperluas partisipasi masyarakat dalam pengembangan budaya literasi (Kemendikbud, 2017, hlm. 5). 

Gerakan literasi nasional harus disebarkan secara luas, termasuk di keluarga, sekolah, dan masyarakat. Literasi ini juga perlu diimbangi dengan pengembangan keterampilan yang meliputi berpikir kritis/pemecahan masalah, kreativitas, komunikasi dan kolaborasi. Dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas hidup, daya saing, mengembangkan keberanian bangsa dan melihat perkembangan keterampilan dan kompetensi yang diperlukan di abad 21.

Pada 16 Juni 2021, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) meminta penyelenggaraan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas perlu berfokus pada hal esensial. Ketimpangan yang terjadi di Indonesia memunculkan inovasi-inovasi terbaru. 

Di mana pemerintah khususnya Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan mulai mengerahkan seluruh mahasiswa di Indonesia agar dapat membantu sekolah yang menghadapi kesulitan dalam prosesnya. dari pengajaran dan pembelajaran dalam kondisi pandemi saat ini. Implementasi program KKN Tematik UPI gelmbang II  berupa pendampingan oleh mahasiswa peserta KKN di lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat, sebagai bagian dari pembelajaran sepanjang hayat dengan tujuan meningkatkan kualitas hidup.

Keterampilan membaca dapat dipelajari dengan beberapa teknik. Ada yang belajar bertahap dari pengenalan huruf sampai membaca kata, atau sebaliknya belajar dari kata dan selanjutnya mengeja huruf. Kemampuan membaca menjadi hal utama yang mendasari penguasaan berbagai materi dalam mata pelajaran lainnya. Permasalahan membaca pada anak sering kali juga berkaitan dengan rendahnya penguasaan mata pelajaran lainnya yang membutuhkan kemampuan membaca. Rendah atau kurangnya kemampuan membaca pada siswa menjadi kendala yang perlu penanganan secara serius.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun