Keluarga adalah gerbang awal anak-anak mendapatkan pelajaran berharga tentang kehidupan, termasuk pentingnya menjalankan ibadah dalam keseharian. Mengajarkan anak sedini mungkin untuk ibadah di rumah tentu menjadi kewajiban orang tua. Setiap orang tua pasti menaruh harapan agar anaknya dapat bertumbuh dan berkembang semaksimal mungkin. Bukan hanya akalnya, tetapi juga secara jasmani dan rohani. Mengajarkan anak ibadah menjadi bekal anak nantinya agar dapat tumbuh dengan karakter positif dalam hal agama.
Sebagai guru pertama anak, orang tua harus memahami cara mengajarkan ibadah yang baik untuk anaknya. Semisal melatih anak untuk berpuasa, ajaran ini menjadi salah satu bagian dari pelajaran ibadah yang bisa dilakukan di bulan Ramadan. Orang tua harus menjelaskan rangkaian puasa sebagai bagian dari ibadah. Bagaimanapun juga, faktor pendukung dan penghambat anak melakukan pembelajaran ibadah dimulai dari orang tua. Di bulan Ramadan ini, orang tua bisa mulai mengajarkan anak ibadah puasa dengan cara yang sederhana.
Dengan Pembiasaan
Mengajari anak untuk ikut berpuasa sejak dini memang sangat baik, tetapi orang tua juga harus cermat memperhatikan anaknya agar puasa tetap berjalan aman bagi fisik dan psikis anak. Setiap anak itu unik, tidak bisa dibanding-bandingkan. Hal pertama yang harus dipahami sebelum mengajarkan anak beribadah yaitu dengan mengenal karakter anak itu sendiri. Memang harus diakui, mengajarkan anak berpuasa itu susah-susah gampang. Orang tua tidak boleh cepat menyerah begitu saja, meskipun menghadapi banyak kesulitan dalam mengajarkan anak berpuasa. Untuk itu penting bagi orang tua untuk melakukan stimulasi sejak awal.
Anak biasanya cenderung suka meniru apa yang dilakukan orang tuanya. Maka tidak menutup kemungkinan anak nantinya juga akan mencontoh perilaku atau kebiasaan orang tua berpuasa. Karenanya, bulan Ramadan ini adalah waktu yang tepat untuk mengajarkan anak berpuasa. Mulai dengan membiasakan anak bangun sahur dan berbuka puasa bersama keluarga, memberikan suasana yang bahagia dan menyenangkan saat puasa, maka perlahan anak akan terbentuk untuk memiliki kebiasaaan berpuasa bersama.
Mungkin di awal anak-anak menunjukkan semangat berpuasa yang tinggi. Mereka sangat antusias terhadap hal baru, seiring dengan perjalanannya, bagi sebagian besar anak akan sangat sulit menjalani ibadah selama satu bulan penuh. Meskipun mengenalkan anak pada ibadah puasa bukanlah hal yang mudah. Namun, hal ini telah menjadi tanggung jawab orang tua yang tidak bisa dilepaskan begitu saja.
Melalui Buku
Mengajarkan anak ibadah juga bisa dilakukan melalui buku. Terkadang anak-anak akan lebih cermat terhadap hal baru. Akan muncul banyak pertanyaan seperti mengapa harus berpuasa, apa itu puasa, bagaimana cara berpuasa yang benar, apa yang bisa membatalkan puasa. Orang tua bisa mulai menjelaskan satu per satu dengan memberi buku bacaan tentang puasa dan menjelaskannya secara perlahan.
