Mohon tunggu...
Dewi Nashwa A
Dewi Nashwa A Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - nothing

Untuk tugas jurnalistik

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Toxic Positivity

18 September 2021   14:33 Diperbarui: 18 September 2021   14:53 52
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Toxic positivity adalah kondisi dimana seseorang mempertahankan pola pikir positif dan menolak emosi negatif. Memang, secara umum suatu yang positif lebih baik daripada suatu yang negatif. Tapi tidak selamanya suatu yang positif menghasilkan hal yang positif juga.

Keadaan ini seperti paradoks antara hal negatif dan hal positif. saya pernah membaca sebuah kutipan pada buku seni untuk bersikap bodo amat karya mark manson ' hasrat untuk mengejar semakin banyak pengalaman positif sesungguhnya adalah sebuah pengalaman negatif. Sebaliknya, secara paradoksal, penerimaan seseorang terhadap pengalaman negatif justru merupakan pengalaman positif.' jika dicermati lagi, kutipan ini sangat berhubungan erat dengan toxic positivity.

Tanpa kita sadari banyak di lingkungan kita yang melakukan toxic positivity ini. Bahkan bisa saja diri kita sendiri pernah melakukannya. Terkadang ada teman kita yang bercerita mengenai masalah yang ada dikehidupannya dan kita berkata seolah-olah hal itu merupakan suatu hal yang biasa terjadi dan memintanya untuk berfikir positif dan tidak melebih-lebihkan. Hal se-sederhana ini merupakan salah satu wujud toxic positivity tersebut.

Seharusnya jika ada teman kita yang bercerita mengenai masalah hidupnya, kita seharusnya memberi semangat dan motivasi agar teman kita merasa lebih baik. Tetapi ada juga orang yang hanya butuh di dengarkan keluh kesahnya tanpa meminta sebuah timbal balik. Jadi jika kita ingin memberikan saran atau masukan, lebih baik kita memahami dahulu lawan bicara kita agar tidak terjadi kesalahpahaman atau toxic positivity ini.

Toxic positivity memiliki banyak dampak buruk bagi metal maupun kehidupan seseoarng. Banyak orang yang mengalami toxic positivity tersebut merasa dirinya terkucilkan dan merasa tidak pantas. Maka kita sebagai makhluk sosial seharusnya lebih menjaga ucapan dan mempertimbangkanya terlebih dahulu agar tidak melukai orang lain.

Toxic positivity  merupakan hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Setiap orang memiliki sisi mental yang berbada-beda, sehingga kita tidak bisa menyamakan sebuah keadaan seseorang dengan keadaan orang lain. Suatu hal yang berlebihan bukanlah suatu hal yang baik, sekalipun hal itu merupakan hal yang positif sekalipun.

sumber : hellosehat dan pendapat pribadi.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun