Diakui atau tidak, suka atau tidak suka, pemerintahan Jokowi telah berhasil meningkatkan kualitas infrastruktur di tanah air. Pembangunan infrastruktur itu semakin mengarah kepada melesatnya perekonomian nasional. Bukan tidak mungkin, ketertinggalan Indonesia di sektor ini bisa tertutupi.
Dengan adanya infrastruktur yang memadai itu, konektivitas antar pulau sekarang semakin kuat dan efisien, biaya logistik semakin murah, dan distribusi kebutuhan primer semakin lancar. Hal ini akhirnya membuahkan inflasi yang terkendali.
Keberhasilan di atas tak mungkin teraih, bila tak didukung oleh kepemimpinan yang kuat dan merakyat. Selama ini, kita memang butuh pemimpin yang sederhana, taktis, dan bisa bekerja. Presiden Jokowi ini bisa mudah bergerak ke bawah dan menjadikan dialog langsung dengan rakyat sebagai pola dalam menyerap aspirasi.
Selama masa pemerintahannya ini, Presiden Jokowi telah berhasil membangun jalan tol sepanjang 568 kilometer, jalan nasional 2.000 kilometer, perumahan sebanyak 2,2 juta unit, pembangunan irigasi 900 hektar dan 9 unit bendungan.
Presiden Jokowi juga konsisten membangun Papua, daerah yang disinyalir paling terisolir dan tertinggal itu. Pada akhir 2019 nanti, jalan trans-Papua ditargetkan akan tembus sepanjang 366 kilometer. Selain jalan, pemerintahan Presiden Jokowi juga telah membangun Bandara dan Pelabuhan di Papua.
Berkat infrastruktur ini, konektivitas antar daerah itu menjadi tersambung. Akses masyarakat untuk melakukan mobilisasi dan pada kebutuhan pokok bisa lebih terbuka. Inilah wujud nyata dari sila kelima, yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Selain soal akses mobilisasi, pemerintahan Jokowi juga telah meresmikan pembangkit listrik di Papua. Saat ini kebutuhan setrum di Papua mencapai 280 Mega Watt (MW). Pada 2019 nanti, tingkat produksi mencapai 730 MW, atau dua kali lipat dari kebutuhan.
Selain soal infrastruktur, pemerintahan Presiden Jokowi juga berhasil menekan angka pengangguran hingga level terandah dalam 18 tahun terakhir ini, yakni di kisaran 5,3%. Kemudian, tingkat ketimpangan juga mulai turun ke level 0,393%. Termasuk angka harapan hidup terus meningkat.
Hal itu ditopang salah satunya dengan program kesejahteraan dan perlindungan sosial yang dijalankan melalui Kartu Indonesia Sehat, Kartu Indonesia Pintar, dan Kartu Indonesia Sejahtera yang secara masif dibagikan kepada rakyat dhuafa alias miskin.
Kita melihat sendiri perubahan ke arah yang lebih positif bagi kehidupan rakyat itu terjadi di pemerintahan Presiden Jokowi. Kita berharap agar kemajuan ini bisa dilanjutkan, jangan mundur kembali.