Lagi-lagi, pernyataan Presiden Joko Widodo dipelintir sedemikian rupa sehingga kehilangan makna yang sebenarnya. Parahnya, pelintiran itu kemudian digunakan untuk menyerang balik Presiden.
Hal itu dilakukan oleh salah satunya kader dan Wasekjen DPP Partai Demokrat, Andi Arief. Ia mengambil pernyataan Presiden Jokowi secara sepotong dalam pidatonya di hadapan Rapat Umum Relawan yang digelar pada Sabtu kemarin (4/8), untuk menyudutkan Presiden dengan keji.
Melalui akun twitternya, Andi Arief menyebut bahwa pernyataan Presiden Jokowi dalam pidatonya di hadapan ribuan relawan itu bisa memicu perang sipil. Lantaran, Presiden menganjurkan kepada para relawan untuk tidak takut bila diajak berkelahi.
Atas ucapannya itu, Andi Arief menilai Jokowi bg Presiden d dn relawan secara eksplisit menganjurkan perang sipil. Itu bagian dari perbuatan yang tercela sehingga Presiden layak diimpeach.
Bahkan, Andi Arief menyarankan kepada Kapolri untuk menangkap Presiden Jokowi. Karena ucapan Presiden di atas lebih berbahaya daripada terorisme.
Tentu saja, pernyataan Andi Arief ini sangat ngawur. Kita bisa bandingkan makna yang dibangun oleh kader Demokrat itu dengan pernyataan asli Presiden Jokowi dalam pidatonya.
Berikut isi pidatonya tanpa diedit,
"Nanti apabila masuk ke tahap kampanye, lakukan kampanye yang simpatik, tunjukkan diri  kita adalah relawan yang bersahabat dengan semua golongan, jangan membangun permusuhan, sekali lagi jangan membangun permusuhan, jangan membangun ujaran-ujaran kebencian, jangan membangun fitnah-fitnah. Tidak usah suka mencela, tidak usah suka menjelekkan orang lain, tapi kalau diajak berantem, juga harus berani. (Relawan bersorak-sorai membuat Presiden Jokowi agak lama berhenti berorasi)
Tapi jangan ngajak loh. Saya bilang tadi tolong digarisbawahi, jangan ngajak, kalau diajak."
Dengan membandingkan pernyataan Andi Arief dan isi pidato Presiden Jokowi, kita bisa tahu bahwa apa yang disampaikan oleh Wasekjen Partai Demokrat itu sungguh pelintiran yang keji.
Andi Arief mengeluarkan pernyataan yang sangat provokatif. Ia melakukan intepretasi sendiri secara fragmental dari keseluruhan isi pidato, sehingga mengarah pada fitnah.