Diakui atau tidak, kita kini hidup di dunia dengan arus informasi yang sangat cepat. Perkembangan teknologi informasi adalah yang menjadi penopangnya.
Namun, teknologi informasi dan media sosial itu hanyalah perangkat. Dia jika dimanfaatkan secara positif, maka akan menyimpan banyak manfaat.
Namun di sisi lain, teknologi ini juga bisa memiliki dampak negatif. Efek buruknya, misalnya, adalah penyebaran fitnah, informasi hoax dan ujaran kebencian akin cepat tersebar luas di tangan pihak-pihak yang tak bertanggung jawab.
Untuk itu, demi menjaga masa depan Indonesia, Presiden Joko Widodo berharap generasi muda bisa memanfaatkan media sosial dengan bijak.
Presiden Jokowi berpesan agar media sosial itu digunakan untuk hal-hal yang positif, menyebarkan informasi yang baik, dan jangan untuk menjelek-jelekkan orang lain.
Menurut Presiden, saling mencaci dan menjelekkan orang lain bukan nilai-nilai yang dianut bangsa Indonesia. Hal tersebut juga bertentangan dengan nilai-nilai agama maupun etika di masyarakat.
Adapun pesan bijak di atas disampaikan oleh Presiden Jokowi kepada 1.012 siswa di Kabupaten Majalengka Jawa Barat, Kamis (24/5).
Sebelumnya, ketika Presiden Jokowi berdialog dengan para ketua OSIS jenjang SMA/SMK dan ketua organisasi kesiswaan lainnya, Presiden juga berpesan hal yang sama.
Presiden berharap para ketua OSIS, dan generasi muda pada umumnya ini dapat mengajak teman-teman lainnya untuk menggunakan media sosial secara bijak.
Kita, tentu, sepakat dengan pesan Presiden Jokowi di atas. Tersebarnya pesan-pesan berantai yang bernada negatif itu kini memang menjadi racun bagi bangsa Indonesia.
Karena dari sana, benih kebencian dan kekerasan itu disemai. Semuanya tak akan membawa Indonesia menjadi lebih baik, justru bisa mengarahkan pada disintegrasi bangsa dan negara.