Memang keterluan apa yang dilakukan oleh politisi yang tega menghembuskan isu sensitif bernuansa SARA, yang telah berhasil mengobrak abrik tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang selama ini telah terjalin.
Pasca Pilkada dengan kemenangan Anies Sandi, melalui wawancara di TV, ramai-ramai dari pihak yang menang menyerukan rekonsiliasi dan bicara tentang toleransi. Semudah itu, bagaimana bisa? Ibarat kata, “kau yang robek, kau pula yang menjahitnya!”
Mereka anggap bahwa yang terjadi selama ini bukanlah sesuatu yang serius, padahal di grass root udah pada “luka dalam” semua!
Video atau foto pesta kemenangan tim sukses Anies-Sandi dengan pengusaha etnis tionghoa yang sedang viral membuktikan bahwa sebenarnya isu SARA itu hanya mainan mereka. Mereka sangat paham, bahwa orang Jakarta punya semangat kesatuan yang tinggi jika bersentuhan dengan agama. Yang menggaungkannnya adalah kaum garis keras yang sekarang dianggap berhasil memunculkan gerakan kebangkitan agama . Rakyat yang tulus membela agamanya, mempertaruhkan jiwa dan raga tanpa disadari sebenarnya sedang dipergunakan sebagai alat oleh para pengusaha dan politisi untuk meraih kekuasaan.
Semoga rakyat kita sadar, 72 tahun merdeka ternyata belum mampu membuat kita sadar, bahwa devide et impera itu masih lestari hingga hari ini. Bedanya yang dulu dilakukan bangsa asing, sekarang oleh bangsa sendiri. Sepertinya kita membutuhkan waktu yang jauh lebih lama lagi untuk menjadi dewasa politk secara substansial. Pilkada Jakarta telah membuktikannya!