Mohon tunggu...
Washinton Dedy
Washinton Dedy Mohon Tunggu... Relawan - Orang awam

Hanya orang biasa, bukan siapa2....

Selanjutnya

Tutup

Cerita Pemilih

Pilkada DKI: Kau yang Koyak, Kau Pula yang Menjahitnya!

22 April 2017   08:38 Diperbarui: 22 April 2017   18:00 237
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Cerita Pemilih. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/GARRY LOTULUNG

Memang keterluan apa yang dilakukan oleh politisi yang tega menghembuskan isu sensitif bernuansa SARA, yang telah berhasil mengobrak abrik tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara yang selama ini telah terjalin.

Pasca Pilkada dengan kemenangan Anies Sandi, melalui wawancara di TV, ramai-ramai  dari pihak yang menang menyerukan rekonsiliasi dan bicara tentang toleransi.  Semudah itu, bagaimana bisa?  Ibarat kata, “kau yang robek, kau pula yang menjahitnya!”

Mereka anggap bahwa yang terjadi selama ini bukanlah sesuatu yang serius, padahal di grass root udah pada “luka dalam” semua!

Video atau foto pesta kemenangan tim sukses Anies-Sandi dengan pengusaha etnis tionghoa yang sedang  viral  membuktikan bahwa sebenarnya isu SARA itu hanya mainan mereka.  Mereka sangat paham, bahwa orang Jakarta punya semangat kesatuan yang tinggi jika bersentuhan dengan agama.  Yang menggaungkannnya adalah kaum garis keras yang sekarang dianggap berhasil memunculkan gerakan kebangkitan agama .  Rakyat yang tulus membela agamanya, mempertaruhkan jiwa dan raga tanpa disadari sebenarnya sedang dipergunakan sebagai alat oleh para pengusaha dan politisi untuk meraih kekuasaan. 

Semoga rakyat kita sadar, 72 tahun merdeka ternyata belum mampu membuat kita sadar, bahwa devide et impera itu masih lestari hingga hari ini.  Bedanya yang dulu dilakukan bangsa asing, sekarang oleh bangsa sendiri.  Sepertinya kita membutuhkan waktu yang jauh lebih lama lagi untuk menjadi dewasa politk secara substansial.  Pilkada Jakarta telah membuktikannya! 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerita Pemilih Selengkapnya
Lihat Cerita Pemilih Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun