Mohon tunggu...
Dewi Mariyati
Dewi Mariyati Mohon Tunggu... Lainnya - as long as

Pembelajar amatir kadang nulis kadang enggak, seringnya nulis tapi disimpen doang Ig @dewimariyati_

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Ulasan Buku "Seni Hidup Minimalis"

5 September 2020   16:23 Diperbarui: 5 September 2020   16:38 1096
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
buku seni hidup minimalis Karya Freanine Jay | dokpri

Orang yang merasa cukup dengan apa yang ia miliki adalah orang yang kaya (Lao Tzu, filsuf China). Tapi, cukup adalah konsep yang tidak mudah. Cukup bagi satu orang belum tentu sama untuk orang lain. sekali lagi, tidak mudah bukan berarti tidak bisa, pelan-pelan, kita mulai dari memaknai kata cukup. Menurut kamus, cukup berarti dapat memenuhi kebutuhan atau memuaskan keinginan, tidak kurang. 

Di sinilah masalahanya ketika ada kebutuhan dan keinginan, meskipun kebutuhan telah terpenuhi kita tetap memiliki keinginan. Namun, untuk menikmati rasa cukup,mari kita fokuskan perhatian kita pada kebutuhan.

Menumbuhkan sikap penuh rasa syukur sangat berguna dalam cara hidup minimalis (dalam hidup pun). Melihat hidup kita tidak kekurangan dan menghargai yang sudah kita miliki, kita tidak akan menginginkan apa-apa lagi dan akan lebih terfokus dengan apa yang sudah ada. 

Tidak perlu membandingkan hidup dengan si kaya atau tetangga kanan kiri, terkadang kita memang perlu melihat kebawah dan keatas untuk menyadari bahwa sebenarnya, cukup adalah lebih dari cukup.

  1. Hidup sederhana

Mahatma Gandhi pernah berkata "hiduplah dengan sederhana agar orang lain dapat hidup". Kalau saja kita mengerti bagaimana gaya hidup kita berdampak pada banyak hal lain, mungkin kita semua akan bersedia hidup lebih hemat.

Sederhanakan diri, membeli sedikit barang adalah prinsio utama hidup minimalis. Membatasi barang yang kita beli dan berfokus hanya pada hal-hal yang esensial saja dalah cara terbaik untuk meminimalisir dampak konsumsi kita. 

Setidaknya sebagai individu kita sudah berkontribusi menahan laju penurunan sumber daya, tidak menambah beban manusia lain dan mengurangi limbah. 

Mulai sekarang mari kita buat keputusan membeli berdasarkan kebutuhan dan siklus hidup produk yang kita punya, bukan hanya karna penampilan, warna produk atau termakan iklan.

Bagian pertama sudah selesai, karena ternyata terlalu panjang jadi aku buat terpisah buat bahasan tiap bagiannya. Otewe bagian kedua dan ketiga, semangattt. Buat yang sudah menemukan tulisan ini dan tertarik sama konsep hidup minimalis, monggo dipersilakan keliling rumah/kamar dan berkenalan dengan barang-barangnya.

Sampai jumpa aku dan kaliannn, salamm :)

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun