Mohon tunggu...
Dhita Mona
Dhita Mona Mohon Tunggu... ibu rumah tangga -

wife,writer

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup

Ketika Sang Penulis Novel Ngomel

17 Juni 2015   12:20 Diperbarui: 17 Juni 2015   18:40 24
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Ada seorang penulis novel, berapi-api (setidaknya dari kalimat-kalimat yang tuliskannya mengandung kata-kata penekanan) bahwa yang mendukung imbauan Menag soal membiarkan warung makan buka saat Ramadhan (lebih tepatnya siang hari), disebutnya memihak toleransi yang kebablasan (memakai istilah saya sendiri). Lalu ia pun mengkritik soal kontradiksi pemutaran kaset mengaji yang ia menyimpulkan bahwa kelak akan ada protes soal adzan di masjid tidak pakai pengeras suara. Siapa juga yang mau larang adzan pake sound system? Hadehhh....

Bagi saya dan menurut saya, Menag tentu saja bukan orang bodoh yang tidak paham soal agama. Meremehkan sekali kesannya. Lantas apakah mereka yang kontra kepada Menag, paham betul soal agama? Karena saya ingat betul ucapan seorang kawan, tentang pemahaman agama seseorang. Makin seseorang itu memahami ilmu agama mendalam, makin tinggi sikapnya bertoleransi dan tidak memaksakan keyakinannya. Jika orang lain/pemeluk agama lain memaksakan keyakinanya, biarlah nanti toh ada sanksi sosial buatnya.

Sejak zaman presidennya Mega dan SBY, kontra soal larangan warung buka di siang hari sudah terjadi. Jadi bukan cuma di zaman pemerintahan JKW-JK. Hanya saja, akibat gagalnya move on usai Pilpres 2014, para haters fans berat capres lawan tanding JKW, belum ikhlas sama sekali menerima bahwa Presiden RI adalah Joko Widodo. Lah.....saya nih, beberapa kali capres jagoan saya di pilpres zaman dahulu kala nggak pernah menang alias tidak jadi, nggak segitunya benci. Heran sama orang zaman sekarang. Eh...orang bukan ya....kok benci melulu? Hahahaha....

Ya sudahlah. Kembali ke unek-unek si penulis novel tadi, yang sedang terkenal-terkenalnya itu, yang merasa page-nya banyak yang nge-like, yang tidak sadar bahwa dirinya juga suudzon. Ketika Sang Penulis Novel Ngomel, bablasss....Ya, dah...sama-sama suudzon kali ya?? Hahahha again.

Lalu saya pun berhenti nge-like. Berencana membuang semua postingan atau copas dari status-statusnya yang saya capture. Blah...mengapa saya jadi sekesal ini? Hahaha...

Ada yang penasaran siapa penulis novel itu? Jika Anda merupakan jamaah fesbukiyah...tentu Anda sangat tahu siapa yang saya maksud. Aaahhaaa....

Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun