Mohon tunggu...
Della Agustin
Della Agustin Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Mahasiswa Sistem Informasi Kelautan Universitas Pendidikan Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Tentang Maaf

7 Oktober 2020   15:22 Diperbarui: 7 Oktober 2020   15:25 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hehe. Assalamualaikum.....

Mau bikin paragraf panjang tentang maaf.

Katanya, ada yang bilang, maaf itu cuma formalitas tak berentitas. Mudah tergilas, apalagi kalau aksi tak melaras.

Namun, dari buku yang pernah saya baca, maaf itu lebih dari sekadar formalitas, lo. Kalau kata Kak Tata di Menjadi Manusia: "kalau maaf adalah manusia, mungkin ia adalah sesosok manusia dengan cacat di tubuhnya, banyak bekas luka, wajah yang lebam, tubuh setengah gosong, rambut yang acak-acakan, serta senyum yang tak mampu ia kembangkan lagi hanya karena ia tahu bahwa ada terlalu banyak manusia di luar sana yang tak akan sampai hati menerimanya kembali."

Saya sedikit setuju dengan pernyataan demikian. Kita terlalu dininabobokan oleh frasa sejuta umat 'action speak louder than words' dan memilih menganggap kata-kata sebagai angin lalu atau lagu wandiu-diu. Memang benar adanya, biar bagaimanapun, aksi itu luar biasa hebat. Kendati begitu, kita juga perlu menyadari betapa pentingnya bicara. Kata-kata. Sebagian orang mungkin berpendapat bahwa kata 'maaf' tak menggambarkan aksi seseorang---lebih mulia bertindak langsung ketimbang bicara basa-basi semisal kata 'maaf' ini. Seolah, setelah mengatakan maaf kamu tidak melakukan apapun selain bernapas.

Dari KBBI sendiri, kata maaf memiliki tiga definisi: 1) pembebasan seseorang dari hukuman (tuntutan, denda, dan sebagainya) karena suatu kesalahan; ampun 2) ungkapan permintaan ampun; penyesalan 3)ungkapan permintaan izin untuk melakukan sesuatu.

Jika ditarik secara general, kata maaf berarti ungkapan penyesalan seseorang karena suatu atau beberapa kesalahan. Sederhananya begitu. Pun dari definisi nomor tiga di KBBI, kata maaf bisa menjadi ungkapan penghargaan seorang individu kepada individu lainnya. Dan menerima kata maaf merupakan bentuk timbal balik dari proses penghargaan tersebut.

Kali ini saya hanya mau menegaskan kata maaf yang digunakan sebagai bentuk penghargaan seorang individu kepada individu lainnya. 

Ya, terlepas dari formalitas, aksi, dan teman-temannya, maaf sebetulnya bisa menjadi lebih dari itu. Maaf bukan hanya sebagai formalitas belaka. Berkata maaf juga tidak berarti terlepasnya tanggung jawab dan meniadakan aksi setelahnya. Maaf adalah aksi pertama dari proses merangkul responsibilitas dan sebagai penanda bahwa kamu sudah belajar menjadi manusia. Kata maaf bisa menjadi pereda cekam dan penjenjam gaham. Membuktikan bahwa selama proses menuju mati ini, kita juga melakukan kesalahan, kita juga manusia yang menghargai.

Kalimatku bakal kedengeran aneh banget hahaha tapi gapapaa... Aku suka nulis opini-opiniku kaya begini di notes dan pengin banget ditunjukkan ke banyak orang,... tapi maluuuuu wkwkwk..... 

Jadiii kupublikasikan di sini aja deh hehehhehehe

Have a great day, fellas~

Ditulis 25 Mei 2020 (di notes handphone tentu saja wkwkkwkkwkwk)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun