Mohon tunggu...
Delillah Putri
Delillah Putri Mohon Tunggu... Penulis - Wanita yang out of the box dan menuangkan pikiran melalui tulisan

Blogger

Selanjutnya

Tutup

Money

Gerakan Bangga Buatan Indonesia, UMKM, dan Keseriusan Pemerintah

27 Mei 2020   11:09 Diperbarui: 27 Mei 2020   11:22 278
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Baru-baru ini Presiden Jokowi meresmikan Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Gerakan ini bertujuan mengajak masyarakat agar lebih mencintai buatan dalam negeri ketimbang dari luar. Lebih spesifik, masyarakat diharapkan bisa saling membantu pelaku UMKM yang hampir "tergilas" karena pandemi COVID-19.

Menko Perekonomian Airlangga Hartarto mengatakan Gerakan Bangga Buatan Indonesia bisa menjadi momentum kebangkitan UMKM di Indonesia. Ia mengajak para pelaku industri kreatif yang berbasis digital bersama-sama mengampanyekan gerakan ini.

Tidak lama berselang dua aplikasi online terbesar di Indonesia yaitu Gojek dan Grab langsung merespon dengan mengampanyekan produk UMKM yang menjadi mitra mereka, terutama di sektor kuliner.

Sementara itu Kementerian Perindustrian juga menindaklanjuti gerakan ini, salah satunya dengan menampung produk dari para pelaku Industri Kecil Menengah. Dilaporkan, kementerian serta lembaga lain siap mengampanyekan Gerakan Bangga Buatan Indonesia.

Meski Gerakan Bangga Buatan Indonesia hanya sebuah imbauan tapi saran saya inilah momentum, justru di saat pandemi, untuk betul-betul membuat UMKM Indonesia menjadi jaya. Artinya jangan hanya sekedar himbauan dan jargon.

Perlu kita ketahui, perhatian pemerintah saat ini bagi pelaku UMKM sesungguhnya bisa lebih luas dari itu. Untuk tetap menghidupi perekonomian di tengah pandemi yang mengakibatkan merosotnya ekonomi, terutama di sektor riil, pemerintah memberikan stimulus untuk para pelaku UMKM. 

Berbagai keringanan diberikan oleh pemerintah seperti insentif perpajakan dan penundaan angsuran. Apalagi dengan keberadaan program Kartu Prakerja yang sebaiknya juga menyasar para pelaku UMKM. Jika Omnibus Law Cipta Kerja disetujui DPR, pastikan di dalamnya juga memberi ruang untuk UMKM lokal sebagai kekuatan ekonomi kreatif untuk berkembang.

Tim ekonomi pemerintah di bawah Airlangga Hartarto saya pikir memahami cara untuk mengaktifkan kembali perekonomian yang sedang merosot, yaitu dengan menghidupkan sektor riil. Kalau kita flashback kembali ke tahun 1998 dimana Indonesia terkena krisis moneter maka sektor yang saat itu masih bisa hidup adalah UMKM.

Namun, keadaan krisis saat ini berbeda, semua sektor perekonomian "tergilas" karena pemberlakuan isolasi mandiri, PSBB, dan work from home.

Maka dari itu, untuk memulihkan keadaan ekonomi sektor UMKM harus tetap hidup guna menopang pembangunan ekonomi nasional secara lebih mendasar dan meluas.

Pemerintah harus melakukan langkah konkret yaitu kepedulian dan pendampingan yang lebih untuk UMKM. Peran UMKM dalam pembangunan ekonomi nasional bisa dibilang cukup vital. Utamanya, UMKM adalah sarana penyerapan tenaga kerja. Bisa dibayangkan jika UMKM tidak berkembang di Indonesia maka angka pengangguran bisa semakin bertambah di tengah wabah ini. UMKM juga turut serta dalam pengentasan kemiskinan karena penyerapan tenaga kerja maka orang-orang bisa mendapat penghasilan.

Penjelasan mengenai peran penting UMKM bisa dilihat dari data sensus ekonomi 2019 dimana UMKM menyerap hingga 89,2 persen dari total tenaga kerja, UMKM menyediakan hingga 99 persen dari total lapangan kerja, menyumbang 60,34 persen dari total PDB nasional, menyumbang 14,17 persen dari total ekspor. menyumbang 58,18 persen dari total investasi.

Kembali ke Gerakan Bangga Buatan Indonesia. Gerakan ini jika pemerintah bersungguh-sungguh sesungguhnya memiliki nilai strategis yang lebih luas. Ia dapat menjadi semangat utama agar bangsa ini lepas dari impor. Artinya, jika gerakan ini hanya sebatas gerakan yang dilakukan di saat pendemi dan tidak ada manfaat jangka panjang maka akan sangat disayangkan.

Saya yakin pemerintah ingin sedikit demi sedikit mengurangi ketergantungan bangsa ini terhadap impor, menuju kemandirian nasional. Mungkin salah satu langkah awal dan konkretnya adalah pembuatan lumbung padi di Kalimantan sebagaimana dicanangkan baru-baru ini.

Indonesia negara agraris yang mengimpor beras guna memenuhi kebutuhan dalam negeri. Tentunya ini menyedihkan. Adanya lumbung padi yang baru harapannya dapat menjadi jawaban dari tuntutan banyak pihak yang meminta Indonesia agar lebih mensejahterakan petani dan menghidupkan roda industri pangan dan pertaniannya.

Kita berharap Gerakan Bangga Buatan Indonesia ini tidak hanya cap kosong. Butuh keseriusan dan tak cukup langkah konkret pemerintah berupa stimulus. 

Sebuah political will yang kokoh dari Presiden Jokowi untuk mendukung dan mendampingi UMKM Indonesia untuk maju dan berkembang. Tak hanya bertujuan untuk melindungi di masa pandemi, tapi membangun fondasi untuk kebangkitan ekonomi paska pandemi, serta menjadi kekuatan besar penopang industri dan ekonomi nasional di masa mendatang. Sekian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun