Mohon tunggu...
M Delid Pahlevi
M Delid Pahlevi Mohon Tunggu... Editor - Bogor, Indonesia

Perbankan Syari'ah - UIN MALANG

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Meningkatkan Kebudayaan lewat Perbedaan Antar Agama

30 Maret 2020   01:44 Diperbarui: 30 Maret 2020   02:22 127
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sabtu, 8 Februari 2020 tepatnya pada siang hari di kota Bogor. Masyarakat antusias berbondong-bondong menuju jalan surya kencana untuk melihat parade atau perayaan Imlek yang diadakan setelah 15 hari raya imlek setiap tahunnya di kota Bogor, dimana acara yang berjudul "BOGOR STREET FESTIVAL CGM 2020" ini tidak hanya melibatkan orang dari agama tionghoa yang selalu beribadah di Vihara Dhanagun, tetapi pemerintah Bogor membuat acara itu menjadi meriah dengan adanya agama-agama lain untuk ikut serta dalam memperingati acara tersebut, serta menampilkan budaya-budaya yang ada dari setiap agama ataupun pagelaran seni yang ada. Seperti, MarchingBand, Paskibraka, Parade seni yang ada di kota Bogor, Marawis dan tak lupa Liong-Barongsai.

Mengenal Vihara Dhanagun, Vihara ini adalah Vihara yang paling tua umurnya di kota Bogor. yang bangunannya tetap kokoh berdiri sampai sekarang,dimana usianya sekarang menginjak angka 300 tahun lebih. 

Vihara Dhanagun dipercaya dibangun pada tahun 1672, saat etnis Tionghoa pertama kali mulai mendiami Kota Bogor. Namun, ada pula yang mengatakan bahwa vihara ini dibangun pada awal abad ke-18, saat etnis Cina eksodus dari Batavia menuju ke Bogor akibat tindakan pergerakan penjajah Belanda. 

Meski pada beberapa pendapat yang bertentangan, tapi umur vihara ini dipercaya sudah 3 Abad lebih. Vihara ini terletak di jantung Kota Bogor, dimana setelah melewati Tugu Kujang wisatawan dapat melihat vihara ini dengan simbolnya yaitu LAWANG SURYAKANCANA. Lawang ini menandakan startnya masyarakat china yang tinggal di Bogor atau yang biasa disebut oleh masyarakat Kampung China. 

Vihara yang juga dikenal sebagai Vihara Hok Tek Bio ini menjadi pusat kegiatan keagamaan 3 kepercayaan sekaligus, yaitu Taoisme, Konghucu (konfusianisme), serta Buddha. Vihara seluas 635 meter persegi ini menjadi potret nyata kerukunan umat beragama di Kota Bogor

Di dalam kawasan vihara, kalian akan disambut dua patung singa yang duduk di sisi kanan dan kiri. Kedua patung ini bersanding dengan dua tungku pembakaran hio, tepat di pintu masuk vihara. 

Vihara ini identik dengan warna merah dan emas, patung dewa-dewi, patung singa, patung naga, sesaji, pohon bambu, lukisan matahari, bau-bauan hio, dan lainnya. 

dokpri
dokpri
Dalam aspek kebudayaan terjadinya alkulturasi sebagai pagelaran yang tidak terlupakan. Akulturasi Budaya Nusantara yang damai dan harmonis yang melahirkan kearifan lokal yang menarik dan unik. 

Akulturasi Budaya Tionghoa dengan masyarakat Nusantara salah satunya terekam dan termanifestasikan dalam sebuah pesta seni budaya yang dikenal dengan istilah Cap Go Meh – Pesta Rakyat Bogor. 

Perayaan ini merupakan bentuk syukur terhadap berkah yang diterima menurut pandangan masyarakat Tionghoa, juga mengakhiri perayaan dari perayaan hari raya imlek. 

Dimana perayaan ini seperti memiliki kemiripan dengan perayaan Satu Suro - Grebeg Suro di Jawa Tengah. Dimana perayaannya hampir sama, dengan membawa berbagai macam pusaka yang dibawa mengelilingi kraton untuk menebar keberkahan kepada masyarakat sekitar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun