Mohon tunggu...
Delicia
Delicia Mohon Tunggu... profesional -

GP, White Lily

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Selamat Jalan Prita, Maafkanlah Ibumu...

4 November 2011   02:05 Diperbarui: 26 Juni 2015   00:05 2157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption id="attachment_146499" align="alignleft" width="300" caption="Image:tribunnews"][/caption]

Berita hangat yang beberapa hari ini menghiasi langit mendung Batam adalah berita kematian Prita Isabela. Prita Isabela adalah seorang bocah berumur 3,8 tahun, lahir dari pasangan Endrizal dan Dewi Asmarita. Prita ditemukan meninggal pada tanggal 31 oktober lalu, di kamar kost yang disewa orang tuanya di daerah Baloi Indah, Batam.

Penyebab kematian yang tidak wajar menyita perhatian banyak orang. Prita meninggal dengan banyak luka memar dan lebam hampir di sekujur tubuhnya. Yang mencengangkan bahwa pelakunya adalah ibu kandungnya sendiri Dewi Asmarita. Ia memukul anak perempuannya sampai mati.

Di beberapa surat kabar lokal memberitakan Dewi, ibu kandung korban telah sering memukul anaknya dengan sadis. Mulai dari menyiram air ke tubuh anaknya, mencubit memukul sampai akhirnya membunuhnya. Ibu yang tidak layak disebut ibu ini, membunuh anak kandungnya lantaran Prita mengalami sakit, muntah dan mencret.

Muntah-muntah dan berulang kali mencret nampaknya membuat ibunya amat kesal dan merasa direpotkan oleh anaknya. Ibu yang tak berperasaan ini bukanlah mengasihani anaknya (seperti ibu lainnya) karena kondisinya yang sedang sakit, malah memukulinya dengan kayu sampai mati.

Ketika memelihara seekor binatang peliharaan, tuannya tak akan sampai hati membunuhnya ketika ia sakit. Tuan yang tak melahirkannya saja, pastilah akan mengurusnya dengan baik, memandanginya dan mengelusinya. Memberinya makan dan tidak akan membiarkannya mati. Namun ibu Prita tidaklah begitu, setelah tak bernafas anaknya itu ia hanya duduk disampingnya dan memandanginya saja, mungkin juga karena ia merasa lelah setelah mengeluarkan banyak tenaga untuk menghabisi buah hatinya.

" Khilaf " yang dilontarkan dari mulut sang ibu tak akan mengembalikan semuanya. Prita telah pergi...tenang dan damai. Tidak perlu lagi merasakan sakit akibat perlakuan kasarnya yang kerap dilakukan pada Prita setelah sang ayah pergi bekerja.

Prita dikabarkan baru dua bulan diantar neneknya dari kampung kepada ibu dan ayahnya di Batam. Mestinya sang ibu lebih menaruh perhatian pada Prita mengingat Prita selama ini dititipkan kepada neneknya,  jauh dari dirinya yang semestinya ada terus untuk buah hatinya. Harusnya ibunya bisa mencurahkan kasih sayangnya yang selama ini dibatasi jarak ...namun sungguh tega ia membunuhnya disaat sedang sakit.

Banyak doa dipanjatkan buat bocah malang ini, semoga diterima disisiNya dengan damai...

Semoga tidak ada ibu di dunia ini seperti ibunya Prita, dan  tidak ada yang semalang Prita harus menemui ajal ditangan ibu kandungnya sendiri.

Mungkin ibumu mengalami gangguan jiwa Prita, jadi maafkanlah dia...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun