Mohon tunggu...
Delia Puspita
Delia Puspita Mohon Tunggu... Penulis - SMAN 1 PADALARANG

Pelajar

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Pelangi Hitam

8 Februari 2020   08:40 Diperbarui: 8 Februari 2020   08:50 279
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Novel. Sumber ilustrasi: PEXELS/Fotografierende

Setiap manusia tidak ada yang setia. Semua akan meninggalkan atau ditinggalkan, perpisahan pasti akan ada. Dan sekarang mungkin ini waktunya mereka berpisah. Mereka tidak bisa kembali ke masa lalu. Sekarang adalah sekarang. Lebih baik Al dan Dara berpisah sekarang daripada  saat Al dan Dara sudah sangat menyayangi nanti dan akan terlalu menyakitkan bila mereka berpisah nanti.

"Makasih banyak ya Al buat semuanya."

Akhirnya dia berlari menjauh dari Al. Al berusaha mengejarnya. Dara berlari cukup cepat hingga Al kehilangan jejaknya. Akhirnya Al memutuskan untuk pergi ke kelas.Perasaannya campur aduk. Pikirannya juga tak karuan.

Esok harinya, ketika Al sedang asyik mengobrol di kantin dengan teman temannya. Tiba tiba ada yang memanggil Al, dia adalah Aisha temannya Dara ketika di SMA. Dengan mata dan hidung yang merah dia berkata "Alvaro,Dara..."

"Dara? Kenapa Dara?" tanya Al.

"Dara, dia..dia udah enggak ada Al."  

Al heran apa maksud Aisha bicara seperti itu. Akhirnya dia menjelaskan kembali bahwa Dara telah tiada. Al hanya tertawa, menganggap bahwa itu hanyalah guyonan Aisha.

"Bercanda kamu enggak lucu Sha."

"Aku serius Al, Dara udah meninggal," Al tidak percaya, detak jantungnya semakin lemah. Telinganya tidak bisa mendengar apa pun seketika keheningan datang. "Al!" Aisha menepuk pundak Al. Alvaro tersadar dan Al mencubit pipinya sekeras mungkin. Ternyata itu bukan mimpi. Tapi Al masih tidak percaya, Al yakin ini semua bohong. Al meyakinkan dirinya bahwa Dara masih ada.

"Al, dia sebenernya sudah koma beberapa minggu yang lalu,aku tahu itu dari saudaranya Dara."

Kali ini Al benar benar kesal pada dirinya sendiri, ia memukuli tembok putih yang ada didepannya.

HALAMAN :
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun