Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Laku Orang Mencari Ilmu

19 Januari 2022   20:25 Diperbarui: 19 Januari 2022   21:06 532
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Laku Orang Berilmu

Mungkin tonggak pertama cara mencari ilmu masyarakat modern itu ada pada Rene Descartes (1596-1650). Dalam buku Sejarah Filsafat Barat, disebutkan bila Descartes kerap dianggap sebagai pendiri filsafat modern. Bertrand Russel sebagai guru besar filsafat juga penulis buku, setuju dengan pendapat itu. 

Menurut Russel, Descartes adalah orang yang tidak menerima dasar-dasar yang diterapkan pendahulunya dan itu adalah tanda kepercayaan diri akibat kemajuan sains.

Sekali lagi, ini mungkin. Masih butuh eksplorasi lebih mendalam. Selain bukan hasil bacaan sarjana filsafat, ini juga hanya insight dan hasil bacaan sekilas. Bukan bacaan yang komprehensif.

Pemikiran Descartes sendiri berawal dari keraguannya terhadap empirism yang mengandalkan panca indra. Bagi Descartes, yang utama itu adalah rasio. Rasio manusia bukan hanya tahu cara membedakan yang benar dan yang keliru, tapi juga yang menjadikan manusia diakui keberadaannya. "Cogito Ergo Sum", aku berpikir maka aku ada. Itulah ucapan Descartes yang sampai sekarang terus dikutip banyak orang.

Descartes sangat menghargai pikiran sebagai sesuatu yang melekat pada diri manusia. Dibanding hal-hal diluar diri manusia yang merupakan pegangan empirisme. 

Descartes juga telah dengan sempurna mengembangkan pemisahan antara Jiwa dan Materi yang diperkenalkan Aristoteles. Descartes mengakui keberadaan dunia jiwa dan dunia materi. Hanya saja keduanya adalah dunia yang paralel tetapi independen. Masing-masing dapat dipelajari tanpa mengacu kepada yang lain. Karenanya dunia Jiwa tidak bisa menggerakan dunia tubuh.

Begitu kira-kira gambaran singkat dari Bertrand Russel tentang pemikiran Descartes.

Apa yang diungkap Descartes, berkembang lebih besar lagi dengan ide dari Karl Popper. Seorang guru besar filsafat dari Viena yang kerap dianggap sebagai pemikir terbesar abad 20 dalam bidang filsafat ilmu.

Dari sisi pengembangan Ilmu, sumbangan sangat berharga Karl Popper yang dipakai sampai sekarang adalah tentang perlunya falsifikasi. Menurut Popper, sebuah teori akan teruji kebenarannya bila berhasil melewati uji kesalahan. Sebuah teori yang tidak berhasil melewati uji kesalahan, akan digantikan oleh teori yang berhasil melewati uji kesalahan. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun