Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

"Hot Stove League"

25 Desember 2021   06:30 Diperbarui: 25 Desember 2021   06:32 485
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Hot Stove League":

Pasti ada banyak penjelasan kenapa Amerika Serikat menjadi negara digdaya baru dunia pasca Perang Dunia II. Diantara penjelasan paling sederhana tentunya adalah status sebagai pemenang Perang. Sebagaimana layaknya pemenang, di tanganya lah penentu jalan kehidupan setelah perang. Pemenang bukan hanya bisa menentukan apa saja yang dia inginkan, tetapi juga bisa mendikte apa yang harus dilakukan pihak-pihak yang kalah.

Posisi sebagai pemenang dalam Perang ini bertautan dengan skala dan medan pertempuran. Dalam peperangan terbesar abad 20 yang memakan jutaan korban jiwa ini, bisa dikatakan bahwa wilayah Amerika relatif steril dari kerusakan parah. Lokasi Perang berputar-putar di wilayah Asia Timur dan Eropa. Bila negara-negara Eropa mesti membenahi banyak wilayahnya yang hancur karena bekas bombardir peluru dan bom, maka Jepang juga memsti membangun kembali Hiroshima dan Nagasaki yang luluh lantak karena bom Atom. Namun Amerika, praktis hanya mesti membenahi Pearl Harbour. Pangkalan Militer Angkatan Laut nya di Honolulu-Hawai yang hancur karena serangan kamikaze Jepang di awal Perang Dunia II.

Namun situasi Pasca Perang Dunia II yang sangat menguntungkan Amerika, hanyalah satu sisi saja. Posisi ini sepertinya hanya menjadi modal awal bagi Amerika untuk menjadikan dirinya sebagai negara adidaya. Sisi lain pasca PD II adalah upaya gigih Amerika untuk memperkenalkan banyak paham kemajuan kepada masyarakatnya. Pada fase inilah kemudian yang menjadi sangat menarik, yaitu cara Amerika memperkenalkan faham kemajuan kepada masyarakatnya.

Berkaitan dengan cara memperkenalkan kemajuan ini, maka menarik dengan apa yang dikemukakan oleh Almarhum Kuntowidjoyo ketika menyinggung Ilmu Psikologi dan perkembangannya di Amerika. Menurut Almarhum, Ilmu Psikologi di Amerika adalah Ilmu yang dikembangkan untuk menopang berkembangnya kapitalisme Amerika. Dengan kata lain, melalui dan dengan Ilmu Psikologi dicarikan rumusan yang tepat tentang bagaimana produktivitas di masyaraka Amerika terus meningkat dan meningkat. Karena kapitalisme selalunya berkaitan dengan akumulasi kapital dan produktivitas.

Kita bisa mengambil satu teori Psikologi yang kerap dipakai untuk menyusun cara mendorong produktivitas dan memprediksi produktivitas masyarakat. Pandangan David McLelland tentang tiga dasar "Need" yang ada dalam diri manusia, kerap dijadikan pegangan itu. Ketiga dasar "Need" itu adalah; "Need for Achievement" (N-Ach) atau hasrat untuk berprestasi, "Need for Affiliation" (N-Aff) atau hasrat untuk berafiliasi dan "Need for Power" (N-Pow) atau hasrat untuk berkuasa. Menurut Mclelland, pada diri manusia dipenuhi tiga need ini. Maju mundurnya masyarakat ditentukan dominasi diantara ketiga "Need" diatas.

Menurut pandangan ini, sebuah masyarakat akan maju dan berkembang bila dominasi "N-Ach" yang ada pada masyarakat, mengatasi dua "Need" yang lain. Cara mudah untuk mendeteksi tingkat "N-Ach" yang ada pada masyarakat adalah dengan memperhatikan cerita, diskursus atau idiom yang berputar di tengah masyarakat. Apakah cerita yang berkembang di masyarakat tentang Raja-Raja dan politisi yang sedang mempertahankan kekuasaan, atau figur-figur seperti Alm Habibie atau Bill Gates, atau tentang orang-orang yang sangat senang dengan prinsip "Mangan orang Mangan Kumpul". Karena bila yang pertama menyiratkan tingginya nilai "N-Pow" masyarakat, maka yang kedua menyiratkan tingginya nilai "N-Ach" dan yang ketingga menyiratkan tingginya nilai "N-Aff".

Menurut Mclelland, ketiganya ada dalam diri manusia dan bisa ditumbuhkan. Sayangnya, nilai ketiganya tidak bisa sama tinggi. Mesti ada "Need" yang dominan dan dibawah dominasi. Karenanya bila membaca teori "Need" dari McLelland, kita bisa melihat berkembangnya hikayat Malin Kundang dari dua sisi yang berbeda. Di satu sisi menceritakan betapa sulitnya mencapai "N-Ach" dan "N-Aff" yang sama tinggi. Sehingga seorang Malin Kundang lalu memutuskan untuk tidak mengakui Ibu nya, memutus "N-Aff" demi menjaga "N-Ach" nya. Di sisi lain kita juga bisa melihat upaya orang tua dahulu untuk mengingatkan betapa perlunya "N-Aff" dalam kehidupan masyarakat Indonesia. Orang boleh berprestasi hingga kaya tidak terkira, namun ikatan keluarga tidak boleh hilang hanya karena sudah mencapai kesuksesan (achievement).

Karena pandangan ini bisa memprediksi tingkat "N-Ach" sebuah masyarakat dengan mendeteksi diskursus apa yang berkembang di tengah masyarakat, maka diantara cara untuk meningkatkan achievement masyarakat adalah dengan memperkenalkan diskursus "Achievement" itu sendiri. Menjadikan diskursus bertema "Achivement" sebagai diskursus utama di tengah masyarakat, adalah salah satu cara mendorong masyarakat untuk menjadi masyarakat yang lebih produktif.

Dalam posisi inilah media, diantaranya film, menjadi instrumen penting untuk memperkenalkan diskursus "Achievement" ke tengah masyarakat. Karena masyarakat banyak yang suka menikmati pertandingan olahraga dan diantara olahraga yang populer di tengah masyarakat adalah Baseball, maka film tentang Baseball yang mendorong "Achievement" masyarakat, diperkenalkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun