Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apakah Influencer Itu Opinion Leader?

5 September 2020   06:54 Diperbarui: 10 Februari 2021   07:38 929
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (shutterstock via kompas.com)

Berawal dari publikasi Indonesia Corruption Watch (ICW) yang menyatakan adanya alokasi APBN untuk membiayai influencer. Temuan ini menguatkan temuan sebelumya yang tentang influencer.

Seperti temuan Oxford yang mengurai cara-cara kampanye digital negatif dan masif yang dilakukan banyak negara-negara di dunia termasuk Indonesia. Lain dari itu adalah kejengahan terhadap para influencer yang dianggap memecah belah masyarakat dan kebal hukum.

Di samping besaran rupiah serta debat etika dan efektivitas influencer, muncul isu yang juga menyita perhatian. Dalam keterangan tertulisnya kepada media, Juru Bicara Presiden, Fadjroel Rachman menyatakan bahwa influencer adalah Key Opinion Leader yang mempunyai peran penting dalam komunikasi kebijakan publik.

Sebagai bagian dari aktor digital, influencer adalah aktor penting dalam masyarakat berjaringan sebagai perkembangan era tranformasi dan pembentuk demokrasi digital. Mereka mempunyai peran penting perubahan paradigma top down strategy ke participative strategy.

Berangkat dari pernyataan ini, muncul dua pertanyaan penting. Pertama, apakah influencer itu opinion leader? Kedua, apakah betul juga influencer itu aktor pembentuk demokrasi digital? Karena influencer sudah mengubah paradigma top down ke paradigma partisipatif.

Dalam khazanah komunikasi massa, bila kita membicarakan istilah opinion leader, maka secara tidak langsung kita sedang membicarakan teori two-steps flow of communication dari Paul Lazarsfeld dan Elihu Katz.

Menurut Everert M Rogers dalam buku klasiknya "Communication Technologi; The New Media in Society" Paul Lazarsfeld beserta Laswell, Lewin, dan Hovland adalah "The Four Founder". Intelektual kunci dalam pengembangan Ilmu Komunikasi dengan disiplin keilmuan yang mereka tekuni.

Bila Laswell, Lewin, dan Hovland berturut-turut adalah pakar politik, pakar psikologi sosial, dan pakar psikologi eksprimental, maka Lazarsfeld (1901-1976) adalah sosiolog. Di antara keempatnya, Lazarsfeld dianggap yang paling berpengaruh dalam penelitian-penelitian komunikasi.

Lazarsfel adalah peneliti di Social Science Research, Universitas Viena Austria. Sebuah lembaga yang mencoba mempertemukan kepentingan akademis dengan kepentingan pemerintah dan dunia industri. 

Pada tahun 1933 Lazarsfeld pindah ke Amerika dan menjadi direktur pada Kantor Penelitian Radio di Princeton. Karena pada waktu itu radio sebagai media baru mempunyai peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Enam tahun kemudian Lazarsfeld pindah ke Universitas Columbia dan menjadi direktur di Bureau of Applied Social Research.

Lazarsfeld adalah tool maker penelitian sosial. Pengetahuannya dalam bidang matematika yang teknis, dikolaborasikan dengan para sosiolog sehingga menghasilkan riset-riset yang melegenda sampai beberapa dekade ke depan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun