Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Wanita dalam Perang

19 Agustus 2020   08:57 Diperbarui: 19 Agustus 2020   08:54 241
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Selain Perang Badar, maka Perang Uhud adalah diantara episode sejarah sangat penting dalam sejarah Islam. Tujuh ratus pasukan Madinah pimpinan Nabi, mesti berhadapan dengan tiga ribu pasukan Makkah pimpinan Abu Sufyan di Bukit Uhud.

Dalam perang Uhud, pasukan muslimin kalah atas pasukan Quraisy. Pasukan pemanah yang diinstruksikan Nabi menjaga bukit Uhud untuk memantau pergerakan pasukan berkuda, melanggar perintah Nabi. 

Karena tergiur harta rampasan perang, mereka turun bukit meninggalkan posnya. Khalid bin Walid,  Komandan pasukan berkuda Quraisy, jeli melihat keadaan ini. 

Khalid menginstruksikan pasukannya memutar bukit dan melumpuhkan para pemanah penjaga bukit Uhud. Manuver Khalid ini berhasil membalikan keadaan. Pasukan Quraisy yang sudah hampir kalah, memukul balik pasukan pimpinan Nabi dan berhasil membalas kekalahan di Perang Badar.

Di kemudian hari sejarah mencatat kalau Khalid Bin Walid masuk Islam. Dia lah Jendral utama masa Khalifah Umar Bin Khatab. Tidak pernah gagal menjalankan instruksi Umar dalam memimpin pasukan. 

Umar sendiri demi melindungi Khalid, "terpaksa" memecat Khalid sebagai Jendral. Bukan karena wan prestasi atau kebenciannya terhadap Khalid. 

Justru karena Khalid selalu memenangkan peperangan dan sayangnya Umar terhadap Khalid. Menurut Umar, akan sangat berbahaya kalau putra Walid ini terus menerus menjadi panglima. Kesuksesan Khalid berpotensi membuatnya sombong dan lupa diri. Dan Umar tidak ingin Khalid seperti itu.

Tapi ini bukan tentang Umar Bin Khatab atau Khalid bin Walid. Ini tentang sosok lain dalam perang Uhud yang jarang diingat banyak orang. Ini tentang Abu Dujanah. Salah satu pasukan andalan Nabi. Juga tentang Hindun. Perempuan anggota pasukan Quraisy musuh Nabi.

Abu Dujanah. Sebelum berangkat ke medan pertempuran Uhud, di depan pasukannya Nabi mengacungkan Pedang dan bertanya "Siapa yang memenuhi syarat memegang pedang ini?" Umar bin Khattab dan Zubayr sempat maju untuk mengambilnya. Tapi Nabi menolaknya dan kembali mengulang pertanyaan tersebut pada pasukannya.

Lalu bertanyalah Abu Dujanah. "Apa syaratnya hai Rasulullah?" Jawab Nabi "Engkau harus bisa menebas musuh hingga mata pedangnya bengkok." Abu Dujanah pun menjawab "Akan kuambil dan kupegang syaratnya." Maka Nabi memberikan pedang itu pada Abu Dujanah. Lelaki gagah dengan surban merah yang disebut kaumnya sebagai surban kematian

Zubayr sempat kecewa ketika Nabi tidak memberikan pedang itu pada dirinya. Padahal dia adalah kerabat Nabi. Karena penasaran, Zubayr pun mengikuti Abu Dujanah ingin melihat sepak terjangnya. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun