Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Berpikir Positif di Masa Krisis

28 Maret 2020   10:10 Diperbarui: 28 Maret 2020   10:11 81
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sebagaimana biasanya yang terjadi pada masa-masa krisis, banyak orang kembali mengingatkan tentang perlunya berpikir positif. Berpikir positif adalah mind solution dalam memahami realitas. Dengan berpikir positif, anggota badan kita disebutkan akan lebih rileks, fit dan meningkatkan imunitas tubuh. Dalam masa krisis menghadapi wabah seperti sekarang, meningkatnya imunitas sebagai hasil berpikir positif, tentunya sangat dibutuhkan.

Pada saat mencekam menghadapi wabah corona seperti sekarang, setidaknya muncul dua kampanye berpikir positif. Satu kampanye berpikir positif adalah dengan mengajak orang membuat perhatian baru diluar berita wabah corona. Seperti bermain tantangan-tantangan untuk posting sesuatu yang tidak berkaitan dengan wabah. Selain itu, muncul juga kampanye berpikir positif dengan mengajak orang mengglorifikasi capaian-capaian positif dalam penanggulangan wabah corona.

Berpikir positif, memang membantu kita menghadapi setiap masalah. Pola ini tidak hanya menaikan daya imunitas, tetapi membuat kita bisa lebih rileks dalam berpikir. Karenanya kita bisa lebih jernih dan tenang dalam mencari solusi. Sesuatu yang sangat berharga di kala kita menghadapi wabah Corona seperti sekarang. Pertanyaannya, apakah seperti diatas yang dimaksud dengan berpikir positif?

Sebelum memulai, ada baiknya kita mengurai salah satu fragmen kehidupan yang dialami Dr. Dan Baker yang diungkap dalam buku"Authentic Happiness; Menciptakan Kebahagiaan Dengan Psikologi Positif" yang ditulis Martin E.P Seligman. Seligman adalah Professor Psikologi dari Universitas Pennsylvania dan Presiden American Psychological Association.

Dia dianggap sebagai pendiri Psikologi positif. Sementara Dr. Dan Baker adalah Direktur Program Peningkatan Kehidupan di Canyon Reach yang dikenal sebagai pendukung dan pengamal Psikologis Positif sebelum istilah ini dipopulerkan Seligman.

Awalnya adalah ketika Dan Baker bertugas di Nebraska Psychiatric Institute pada 1976. Sebagai Psikolog muda, Baker semula begitu yakin bisa menangani pasien berdasar ilmu Psikologi yang dipelajarinya. Namun Baker kecele. Freud muda ini bukan hanya berhadapan dengan pasien yang tidak bisa diselesaikan berdasar Ilmu Psikologi yang sudah dia pelajari, tetapi juga tidak ada psikolog lagi yang bisa menanganinya.

Kate adalah gadis muda yang kepalanya dipasangi helm. Hal ini dilakukan karena Kate selalu membentur-bentur kan kepalanya ke dinding. Saking kerasnya benturan kepala Kate ke dinding, Baker sampai menganggap bila itu adalah suara tembakan senjata.

Kate sudah dirawat oleh beberapa tim dokter berpengalaman. Setidaknya ada 25 pendekatan untuk menangani Kate. Seperti menyemprotkan amonia ketika dia membenturkan kepala, memasang alat menyerupai penjepit untuk binatang untuk mendatangkan efek kejut, membujuknya dengan gula-gula, memberi obat anti kejang, atau memberi obat penenang. Tim dokter juga mengajak Kate berbicara, tapi itu juga gagal. Karena Kate mengalami masalah perkembangan kepribadian dengan IQ yang sangat rendah. Kate bukan seorang autis bukan juga seorang skizoprenik. Dia tidak menunjukan gejala-gejala psikosis.

Seperti juga tim dokter sebelumnya, Dan Baker juga buntu menghadapi Kate. Namun Baker mempunyai tanggung jawab personal yang membuatnya tidak bisa meninggalkan Kate. Baker terenyuh melihat tatapan mata Kate yang menurut nya menyiratkan permohonan pertolongan. Namun karena kebuntuan menghadapi kondisi Kate, Baker hanya bisa menatap Kate dan mengajaknya bercengkrama. Baker menemani Kate baik ketika dia membenturkan kepalanya, maupun ketika dia berhenti membenturkan kepalanya.

Namun ketika menemani Kate itulah Baker menemukan formula menyembuhkan Kate. Tidak seperti tim dokter sebelumnya yang selalu melihat waktu Kate membentur-benturkan kepalanya, Baker justru melihat masa Kate tidak membenturkan kepalanya. Ketika melihat masa-masa itu, Baker mencari cara untuk memperpanjang masa itu. Masa inilah yang disebut Baker sebagai prinsip 60 menit. Sebuah prinsip memusatkan perhatian pada beberapa menit dalam setiap jam ketika seseorang berfungsi dengan baik. Tidak lagi memusatkan pada kegagalannya. Tujuannya adalah memperpanjang menit-menit yang baik itu sampai mencapai satu jam.

Baker berhasil menyembuhkan Kate karena berpikir positif. Dia melihat pada masa ketika Kate tidak membenturkan kepala ke dinding, dan masa itulah yang diperpanjang. Baker bukan memperhatikan masa Kate membenturkan kepala ke dinding sebagaimana yang diperhatikan tim dokter sebelumnya. Kate sembuh karena cara berpikir positif Baker. Kate akhirnya bisa hidup normal, mempunyai banyak teman, dan mempunyai penghasilan sebagaimana layaknya orang banyak.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun