Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Perlukah Umat Membuat (Dibuatkan) Partai Politik Lagi

11 Maret 2020   17:36 Diperbarui: 11 Maret 2020   18:24 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Bila insting adalah akumulasi pengalaman yang panjang dan pengetahuan yang luas, maka sebagaimana insting bisnis adalah prasyarat awal bagi orang yang ingin membuat institusi bisnis, begitu juga bagi orang yang ingin mendirikan partai politik baru. Insting politik menjadi prasyarat awal bagi orang yang ingin mendirikan partai politik. Berat tapi begitulah syaratnya.

Namun bila kita baca-baca UU tentang Partai Politik, UU No 2 Tahun 2011, ataupun Peraturan Komisi Pemilihan Umum (PKPU) No 11 yang mengatur syarat-syarat pendaftaran dan verifikasi partai politik peserta pemilu 2019, maka mendirikan partai politik jauh lebih kompleks dibanding dengan mendirikan lembaga bisnis. Bila uang adalah modal utama pendirian sebuah perusahaan, maka pendirian partai politik bukan hanya membutuhkan modal yang kuat, tapi juga jaringan yang luas.

Misalkan saja. Dalam Pasal 3 Ayat 1 UU No 2 tahun 2011 disebutkan bahwa Partai politik harus didaftarkan ke Kementrian untuk menjadi Badan hukum. Kementrian yang dimaksud pastinya Kementrian Hukum dan HAM. 

Sementara dalam pasal selanjutnya disebutkan bahwa Partai politik harus mempunyai kepengurusan pada setiap provinsi dan paling sedikit 75% dari jumlah kabupaten/kota pada provinsi yang bersangkutan dan paling sedikit 50% dari jumlah kecamatan pada kabupaten/kota yang bersangkutan. Partai juga harus memiliki kantor tetap pada tingkatan pusat, provinsi, dan kabupaten/kota sampai tahapan terakhir pemilihan umum

Hal lain yang juga harus diingat bahwa KPU sebagai penanggung jawab penyelenggara pemilu dan yang memverifikasi partai politik calon peserta pemilu, membedakan proses verifikasi bagi partai yang baru berdiri dan partai yang sudah mempunyai kursi di parlemen. Bila verifikasi partai politik yang sudah eksis cukup verifikasi administratif, maka verifikasi partai baru adalah verifikasi faktual. Tim verifikator tidak akan duduk dibalik meja untuk mengecek kelengkapan administratif, tapi dia juga akan turun ke lapangan langsung.

Namun bagaimana pun juga, partai politik adalah soko guru demokrasi. Demokrasi sebagai sistem yang menjadi kesepakatan bersama untuk mengelola kehidupan politik, tidak akan berdiri kukuh bila tidak ditopang dengan partai politik. Partai politik yang kuat, akan menjadi penopang kuat kehidupan demokrasi. Partai politik yang lemah, akan menjadi awal ambruknya demokrasi kita. Kita tidak hanya butuh mendirikan partai politik, tapi juga harus membangun partai politik yang kuat dan sehat sehingga demokrasi sebagai cita-cita membangun masyarakat yang lebih makmur dan sehat, akan terwujud.  

Partai politik adalah saluran artikulasi kepentingan politik yang syah dan konstitusional. Kesimpulan bahwa Partai politik itu perlu, itu benar adanya. Tidak bisa dibantah.

Sayangnya premis pentingnya partai politik yang sudah menghunjam sedemikian kuat dalam benak masyarakat, menimbulkan pemahaman keliru yang juga berujung pada langkah keliru.

Premis pentingnya partai politik memang telah membuat orang berinisiatif melakukan perbaikan kepada partai politik. Baik berupa intensitas kritik tajam terhadap partai politik, maupun perbaikan regulasi dalam mengatur partai politik. Sayangnya, premis pentingnya partai politik telah membuat orang berkesimpulan bahwa Partai adalah satu-satunya instrumen penting dalam membangun kehidupan politik kita sehat dan membuat orang menjadi begitu terpaku pada partai politik. Seolah hanya partai politik lah yang akan membuat kehidupan politik kita sehat. 

Padahal kehidupan politik yang sehat tidak hanya mesti ditopang oleh partai politik tapi juga ekosistem politik itu sendiri. Hal terakhir inilah yang abai dilihat. Ironisnya, justru ekosistem politik inilah yang dalam beberapa waktu terakhir ini justru yang mempengaruhi dinamika partai politik.

Dinamika politik yang sehat pastinya mesti ditopang oleh Partai politik yang sehat. Partai yang tidak menjadi sarang korupsi dan bahan permainan oligarki, adalah partai yang kuat dan sehat dan akan menjadi penopang kehidupan politik yang sehat. Namun partai politik yang sehat juga mesti ditopang oleh ekosistem politik yang sehat dan kuat. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun