Ketika membahas bukti otentik kebenaran Quran, Prof. Quraish Shihab dalam buku "Membumikan Al-Quran, mencoba membahasnya dalam satu sisi yang terlihat sangat remeh, tapi sebetulnya memerlukan penelitian yang sangat mendalam untuk mengetahuinya.
Mengutip pendapat Abdurrazaq Nawfal dalam Al-I'jaz Al-Adabiy fi Al-Quran, Prof. Quraish Shihab menguraikan tentang adanya keseimbangan yang sangat serasi antara kata-kata yang digunakannya, seperti keserasian jumlah dua kata yang bertolak belakang.
Keseimbangan itu misalnya terlihat ketika menghitung jumlah bilangan kata dengan antonimnya. Contohnya, kata Al-hayah (Hidup) dan al-mawt (mati), sama-sama diungkap sebanyak 145 Kali. Kata Al-naf' (manfaat) dan al-madharrah (mudarat) masing-masing disebut sebanyak 50 Kali. Kata Al-har (panas) dan al-bard (dingin) masing-masing ada 4 Kali.
Begitu juga bila dilihat dari segi jumlah bilangan kata dengan sinonimnya/makna yang dikandungnya. Kata Al-harts dan Al-Zira'ah (membajak/bertani) masing-masing ada 14 kata. Al-'ushb dan al-dhurur (membanggakan diri/angkuh) masing-masing disebut sebanyak 27 kali.
Keseimbangan jumlah kata itu akan kita temukan juga bila melihat pada kata yang menunjuk pada akibatnya, seperti kata Al-Infak (infak) dengan Al-Ridho (kerelaan) yang berjumlah 73 kata, jumlah bilangan kata yang menunjuk pada penyebab, seperti Al-Israf (pemborosan) dengan al-sur'ah (Ketergesa-gesaan yang berjumlah 23 Kali.
Mungkin yang menarik bagi saya adalah ketika menemukan keseimbangan jumlah kata pada kata-kata khusus. Misalnya adalah ketika Quran menyebut kata yawm (hari), kata-kata yang menunjuk pada utusan Tuhan juga kata langit.
Ada 365 kata yawm (hari) ketika disebut dalam bentuk tunggal. Jumlah ini selaras dengan jumlah hari-hari dalam setahun. Sedangkan ketika kata hari disebut dalam bentuk plural, ayyam atau yaumayni, jumlahnya hanya tiga puluh. Sesuai dengan dengan jumlah hari dalam sebulan.
Ketika Quran menunjuk kata-kata tentang utusan Tuhan, baik itu kata rasul (rasul), nabiy (nabi), basyir (pembawa kabar gembira), atau nadzir (pemberi peringatan), jumlah totalnya ada 518 kata. Seimbang dengan jumlah penyebutan nama-nama nabi, rasul, dan pembawa berita tersebut, yakni 518 kali.
Sementara ketika Quran menyebut bahwa langit ada "tujuh", penjelasannya pun juga diulangi sebanyak tujuh kali juga.
Oya, terkait angka 7 yang sering disebutkan Quran untuk menunjukan jumlah langit juga jumlah balasan kebaikan yang dilakukan seorang manusia, dalam tulisan lain pakar tafsir mengingatkan bahwa angka 7 tidak semestinya diartikan dengan jumlah 7 seperti yang kita fahami sekarang. Karena dalam kehidupan orang Arab dahulu, angka 7 itu adalah angka tertinggi yang bermakna sangat banyak, bukan berarti 7 secara kuantitas.Â
Karenanya ketika Quran mengatakan balasan atas kebaikan itu 7 kali lipat, itu bermakna orang akan mendapat balasan yang sangat banyak dan tak terhingga atas kebaikan yang dia lakukan. Begitu juga tentang adanya 7 langit
Just my Two cents