Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Traktat Breda

22 Februari 2019   08:01 Diperbarui: 22 Februari 2019   08:24 16
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Sekitar 400 tahun silam, tepatnya tahun 1667, ditanda tangani sebuah perjanjian bernama Traktat Breda. Perjanjian antara Belanda-Inggris setelah sekian lama mereka berperang memperebutkan wilayah koloni.

Dalam Traktat Breda itu disebutkan bahwa Inggris harus mengakhiri kekuasaannya di Pulau Run dan menyerahkannya ke Belanda. Sebagai gantinya Belanda akan menyerahkan koloninya di Nieuw Amsterdam ke Inggris

Run adalah salah satu pulau di Kepulauan Banda Provinsi Maluku. Sebuah pulau dengan panjang 2 mil dan lebar setengah mil. Terlihat seperti sebongkah batu hitam yang mengapung di tengah laut. Saat Inggris dipegang Raja James I, raja pertama dari Dinasti Stuart,  disebutkan bahwa dia adalah Raja bagi wilayah Inggris, Skotlandia, Irlandia, Perancis dan Pulau Run

Run sendiri adalah pulau penghasil Pala. Masa itu Pala, dengan cengkeh sebagai rempah-rempah dari kepulauan Maluku, adalah rempah-rempah yang paling diburu pedagang-pedagang dunia. Pala tidak hanya bisa dijadikan bahan penyedap makanan tapi juga obat segala penyakit. Harga 1 gram Pala waktu itu lebih mahal dari harga 1 gram emas.

Sementara Nieuw Amsterdam adalah sebuah kota yang berada di Pulau Manhattan Amerika Utara yang sekarang kita kenal dengan Amerika Serikat. Belakangan, dan kita kenal sampai sekarang, Inggris merubah nama Nieuw Amsterdam menjadi New York. Sebuah kota yang pada masa itu sudah maju, modern dan gemerlap dengan cahaya. Sampai sekarang New York adalah diantara kota utama dunia

Jadi sebuah pulau kecil dan terpencil di Indonesia sebesar Run ternyata lebih berharga ketimbang Pulau Manhattan yang sudah gemerlap di Amerika sana. Dan bahwasannya Indonesia dengan kekayaan alamnya hanya jadi bahan pertukaran dan alat negosiasi bagi bangsa-bangsa (korporasi) asing, itu pun sudah terjadi sejak dulu

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun