Mohon tunggu...
Delianur
Delianur Mohon Tunggu... Penulis - a Journey

a Journey

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

[Resensi Film] "Mark Felt, The Man Who Brough Down White House"

12 Maret 2018   08:27 Diperbarui: 12 Maret 2018   18:01 1591
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (IndieWire.com)

Pasca Hoover meninggal, Gedung Putih di masa kepemimpinan Nixon bergerak cepat untuk menguasai FBI yang dikenal sangat independent, menyimpan banyak rahasia tentang Gedung Putih, dan bergerak diluar jangkauan Gedung Putih. Salah satu cara yang dipakai Gedung Putih adalah dengan mencari dokumen-dokumen rahasia yang selama ini dipegang Hoover di ruangannya. 

Tetapi internal FBI sendiri sangat sigap mengantisipasi ini. Bila dalam film Hoover digambarkan bagaimana Hoover berwasiat kepada sekretaris kepercayaannya supaya memusnahkan semua dokumen confidential yang dia miliki manakala dia meninggal, maka dalam film ini Mark Felt juga digambarkan begitu sigap mengamankan semua dokumen rahasia FBI sebelum orang-orang Gedung Putih menggeledah FBI mencari dokumen-dokumen itu. 

Gagal mengambil alih dokumen-dokumen FBI untuk menguasai FBI, Gedung Putih membuat cara lain untuk menguasai FBI, yaitu memasang orang Gedung Putih sebagai pengganti Hoover.

Langkah Gedung Putih mau tidak mau menimbulkan kontroversi. Karena sekarang, seluruh investigasi FBI berada dibawah kontrol Nixon. Karenanya kasus Watergate yang sedang di investigasi FBI dan ini berkaitan dengan kepentingan orang-orang Gedung Putih, arahnya pun dibelokan. Tidak lagi diungkap dalam rangka penegakan hukum di Amerika, tetapi dilakukan untuk menutupi borok Gedung Putih. Investigasi FBI tentang Watergate tidak lagi independent sebagaimana biasanya tapi penuh dengan campur tangan Istana. 

Meski White House berhasil mengintervensi FBI, tetapi ada satu orang penting FBI yang tidak bisa dikontrol White House. Dialah Mark Felt. Deputi Direktur FBI masa Hoover yang juga tahu secara detail informasi confidential yang selama ini dipegang Hoover. 

Mark Felt melawan Gedung Putih bukan karena saja karena dia ingin mempertahankan independensi FBI dari White House sebagaimana terjadi di masa Hoover, tapi secara personal tindakan Gedung Putih pada dasarnya sudah merusak karir Mark Felt. Karena sebagai orang kedua Hoover dan mengabdi di FBI sampai 30 tahun, mestinya Felt lah yang menjadi pengganti Hoover. Tetapi tindakan Gedung Putih membuat karir Felt di FBI berakhir. Felt hanya menjadi Wakil dari seorang Direktur FBI yang ditunjuk Nixon. 

redbox.com
redbox.com
Mark Felt marah, kecewa dan melawan. Tetapi sadar kalau investigasi FBI tentang Watergate sepenuhnya berada dibawah kontrol Gedung Putih, Felt tidak ngotot menyuruh para investigator Watergate bekerja sesuai prosedur, tetapi dia bekerjasama dengan jurnalis The Washington Post mengungkap skandal Watergate. Felt mensupply informasi secret dan confidential tentang investigasi FBI terhadap kasus Watergate ke Washington Post. Mark Felt adalah "Deep Throat", orang dalam pemerintahan yang memberikan informasi berharga untuk bahan investigasi The Washington Post terhadap kasus Watergate. Baik internal FBI maupun White House, tidak ada yang menyangka bila Felt adalah orang yang membocorkan rahasia FBI dan Gedung Putih dalam kasus Watergate.

Bila Nixon jatuh karena investigasi mendalam The Post atas kasus memalukan di kantor Partai Demokrat, maka The Post pada dasarnya tidak akan pernah bisa sukses melakukan investigasi tanpa supply informasi valid dari Mark Felt. Felt seperti skrup kecil tak terlihat tapi sangat menentukan akan jatuhnya Nixon.

Menonton film ini, kita seperti diingatkan bahwa menjadi orang No. 1 di sebuah negara, tidak sepenuhnya membuat dia benar-benar berkuasa atas negara tersebut. Terlebih berkuasa tanpa ditopang infrastruktur kekuasaan yang memadai. Nixon, Mark Felt dan FBI adalah contoh kasus betapa infrastruktur kekuasaan menjadi sangat penting bagi para penguasa. Karena tidak bisa mengontrol FBI secara penuh, salah satu elemen kecil FBI ternyata bisa menjadi pemicu jatuhnya Nixon. Bahkan lebih dari itu, tanpa penguasaan infrastruktur politik Presiden pun akan lebih berperilaku sebagai wayang ketimbang dalang dalam setiap kebijakan yang diambil. 

Nixon bisa bertahan meski didakwa telah membuat ribuan anak muda Amerika mati sia-sia karena mengirim mereka ke Perang Vietnam. Nixon juga tetap berkuasa meski telah merubah kebijakan perang Vietnam menjadi perang Indocina yang berakibat terjadinya genosida terbesar di Asia terhadap seperempat populasi Kamboja. Tetapi Nixon jatuh, ketika seorang Felt yang tidak bisa dia kontrol, berkolaborasi dengan Pers mengungkap skandal di Gedung Putih.

Liam Neeson yang memerankan Mark Felt, dalam film ini seperti nya memang berhasil memerankan diri sebagai pejabat elite FBI yang keras, kukuh ketika berhadapan dengan elite Gedung Putih yang ingin mengintervensi lembaga tempat dia mengabdi selama 30 tahun. Tetapi seperti di film Taken, Liam terlihat rapuh ketika berhadapan dengan anaknya sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun