Mohon tunggu...
Dela Lutfi
Dela Lutfi Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Peranan Guru Pembimbing (BK) dalam Mengembangkan Life Skills Peserta Didik

25 November 2017   13:59 Diperbarui: 25 November 2017   15:12 1776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Pendidikan adalah media, aktivitas untuk mencerdaskan bangsa. Dalam prosesnya guru merupakan ujung tombak dalam peningkatan kualitas pendidikan sehingga semakin tinggi kualitas guru maka kualitas pendidikan diharapkan juga meningkat, dengan demikian idealnya mampu menjawab semua permasalahan yang dimiliki bangsa baik yang berupa material maupun sepiritual. 

Sejalan dengan hal di atas persoalan pendidikan di Indonesia sebagai berikut. Pertama, kesempatan mendapatkan pendidikan masih tetap terbatas (limited capacity). Kedua, kebijakan pendidikan pendidikan nasional yang sangat sentralistik dan menekankan uniformitas (keseragaman) yang mengakibatkan beban kurikulum serba seragam dan overloaded. Ketiga, pendanaan yang masih belum memadai karena pemerintah belum menjadikan pendidikan sebagai prioritas utama dalam membangun Indonesia. Keempat, akuntabilitas yang berkaitan dengan pengembangan dan pemeliharaan system dan kualitas pendidikan yang masih timpang. Kelima, profesionalisme guru dan tenaga kependidikan yang masih belum memadai. Keenam, relevansi yang masih timpang dengan kebutuhan masyarakat dan dunia kerja.

Agar pendidikan dapat berhasil sesuai dengan tujuan diperlukan berbagai sarana atau sumberdaya seperti bangunan sekolah, buku/materi pelajaran, guru dan sarana pendukung lainnya. Berkaitan dengan profesionalisme guru, khususnya guru pembimbing perlu dicermati lagi, apakah sudah optimal menjalankan tugasnya atau belum dalam mendampingi peserta didik mengatasi permasalahan yang dialami yang menyangkut  dimensi kemanusiaan mereka.

Pengertian life skills atau kecakapan hidup telah dikembangkan oleh beberapa ahli. Salah satunya adalah Anwar (2004: 21) menjelaskan bahwa pada dasarnya kecakapan hidup membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan belajar (learning how to learn), menhilangkan kebiasaan dan pola pikir yang tidak tepat (learning how to unlearn), menyadari dan mensyukuri potensi diri untuk dikembangkan dan diamalkan, berani menghadapi problema kehidupan dan memecahkan secara kreatif.

Guru pembimbing dalam menjalankan tugas sebagai pendidik, motivator, dinamisator, dan innovator untuk menghantarkan anak mencapai pribadi dewasa dan mandiri. Tugas tersebut harus dijalankan sesuai dengan prinsip-prinsip bimbingan dan konseling. Prinsip-prinsip bimbingan konseling antara lain sebagai berikut: membantu peserta didik mengembangkan kemampuannya setinggi-tingginya untuk kepentingan dirinya dan kepentingan masyarakat, diberikan dengan berpusat kepada peserta didik, melayani semua kebutuhan peserta didik secara meluas, proses bimbingan dilaksanakan secara demokratis dan diarahkan agar peserta didik memiliki kemampuan untuk mencari keputusan akhir, peserta didik dibantu untuk mengembangkan kemampuan membimbing diri sendiri, faktor-faktor lingkungan siswa, baik lingkungan rumah sekolah maupun masyarakat hendaknya diperhatikan dalam membimbing siswa. Konseling hendaknya menggunakan teknik bimbingan dan konseling yang bervariasi, membutuhkan kerjasama yang erat dengan seluruh staf sekolah orang tua, maupun lembaga-lembaga masyarakat. Apabila menjalankan tugas sudah sesuai dengan prinsip-prinsipnya dan memperhatikan kedisiplinan kerja maka akan lancar mencapai tujuan.

Life skills atau kecakapan hidup sering kali dikaitkan dengan penguasaan berbagai kompetensi sebagai bekal peserta didik untuk hidup di masyarakat. Kompetensi sebenarnya memiliki arti yang sangat luas karena mencakup semua kecakapan, kebiasaan, keterampilan yang diperlukan seseorang dalam kehidupannya, baik sebagai pribadi, warga masyarakat, peserta didik maupun karyawan. Kompetensi memiliki makna yang hampir sama dengan kecakapan hidup, yaitu kecakapan-kecakapan, ketrampilan untuk menyatakan, memelihara, menjaga, dan mengembangkan diri. Pengenalan life skills terhadap peserta didik bukanlah untuk mengganti kurikulum yang ada, akan tetapi untuk melakukan reorientasi kurikulum yang ada sekarang agar benar-benar merefleksikan nilai-nilai kehidupan nyata. Pendidikan life skills merupakan upaya untuk menjembatani kesenjangan antara kurikulum/program pembelajaran dengan kebutuhan masyarakat, dan bukan untuk mengubah total kurikulum yang telah ada.

Di dalam memasuki proses belajar dan situasi, supaya anak dapat belajar dengan baik, kebutuhan yang diperlukan dalam belajar harus dipenuhi. Kebutuhan-kebutuhan dalam bimbingan belajar adalah :

  • Memiliki kondisi fisik yang tetap sehat
  • Memiliki   jadwal   belajar   di rumah,    yang    disusun   dengan   baik dan 

      teratur.

  • Memiliki disiplin terhadap  diri  sendiri,   patuh  dan taat  dengan   rencana

      belajar yang telah dijadwalkan.

  • Memiliki   kamar/tempat   belajar   yang   sesuai  dengan  seleranya sendiri

      dan mendorong kegiatan belajarnya.

  • Menyiapkan peralatan sekolah dengan baik sebelum belajar

    kesehatan mata.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun