Mohon tunggu...
Dek Radna
Dek Radna Mohon Tunggu... Guru - Saya Guru SD Negeri 2 KEPUTRAN Kec. Kemalang Kab. Klaten

Esti Retnaningrum,S.Pd

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Pengimbasan Budaya Positif Terhadap Kemajuan Sekolah Dalam Rangka Mewujudkan Budaya Positif di Sekolah

21 Oktober 2021   01:55 Diperbarui: 21 Oktober 2021   01:59 1102
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Budaya positif di sekolah merupakan merupakan nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan di sekolah yang berpihak pada murid agar murid dapat berkembang menjadi pribadi yang kritis, penuh hormat, dan bertanggung jawab. Melalui budaya positif, siswa akan mendapatkan penguatan karakter dalam dirinya tanpa merasa adanya paksaan ataupun sekedar menghindari hukuman.

 Dengan budaya positif maka siswa akan lebih sadar dan rela untuk bertingkah laku sesuai nilai-nilai dan keyakinan yang telah terbangun dalam dirinya.budaya positif penting dikembangkan di sekolah. Untuk membangun budaya yang positif sekolah perlu menyediakan lingkungan yang positif aman dan nyaman agar murid-murid mampu berpikir bertindak dan mencipta dengan merdeka mandiri dan bertanggung jawab.

Salah satu strategi yang perlu ditinjau ulang adalah bentuk disiplin yang dijalankan selama ini di sekolah-sekolah kita dalam mewujudkan budaya positif ini guru memegang peranan sentral guru perlu memahami posisi apa yang tepat untuk dapat mewujudkan peranan budaya positif baik lingkup kelas maupun sekolah selain itu pemahaman akan disiplin positif juga diperlukan karena sebagai pamong guru diharapkan dapat menuntun murid untuk menjadi pribadi yang bertanggungjawab .

Maka dari itu guru perlu mengetahui kebutuhan dasar anak posisi kontrol guru dalam menerapkan restitusi saat anak melakukan pelanggaran sehingga dapat terbentuk motivasi intrinsik anak untuk memperbaiki kesalahan dan tidak melakukan pelanggaran yang sama di kemudian hari.

Tujuan utama pembelajaran di sekolah dititik beratkan pada pendidikan dan pengajaran siswa. Menurut filosofi Ki Hajar Dewantara anak-anak hidup dan tumbuh sesuai kodratnya sendiri seperti seorang petani pendidik menonton anak-anak seperti biji tumbuhan yang disemai dan ditanam oleh Pak tani di lahan yang telah disediakan.  

Bila biji jagung ditempatkan di tanah yang subur dengan dapatkan sinar matahari dan pengairan yang baik maka meskipun biji jagung atau kebijakan yang kurang baik dapat tumbuh dengan baik karena perhatian dan perawatan dari Pak tani. Pendidik hanya dapat merawat dan menuntun tumbuhnya kodrat itu.

Pendidik diharapkan mampu mengeksplorasi diri melalui nilai yang mandiri reflektif inovatif kolaboratif dan peran guru penggerak sebagai pemimpin pembelajaran yang berpihak kepada murid.

Menghargai keberagaman dan memberikan kesempatan siswa untuk mengeksplorasi diri yang membentuk murid merdeka karena menurut Ki Hajar Dewantara mereka itu tidak hanya terlepas dari perintah tetapi juga cakap memerintah diri sendiri. 

Jadi disiplin positif adalah yang timbul dari dalam diri hal ini terjadi karena penduduk memahami kebutuhan dasar dari anak-anak sebagai pendidik harus dapat mengambil posisi kontrol yang tepat untuk setiap permasalahan atau kebutuhan anak maka dari itu menumbuhkan budaya positif sangat penting.

Budaya positif di sekolah membantu mencapai visi sekolah guru penggerak adalah pemimpin pembelajaran yang mendorong tumbuh kembang murid secara holistik aktif dan proaktif dalam mengembangkan pendidikan lainnya untuk mengimplementasikan pembelajaran yang berpusat pada murid serta menjadi teladan dan akan transformasi ekosistem berikan untuk mewujudkan profil pelajar Pancasila.

Di SD Negeri 2 Keputran terdapat 2 CGP yang akan menjadi agen perubahan kea rah yang positif. Kami berusaha semaksimal mungkin untuk menjadi agen perubahan di sekolah kami dalam mendukung terwujudnya merdeka belajar yang muaranya pada profil pelajar Pancasila yaitu:

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun