Mohon tunggu...
DK Putra
DK Putra Mohon Tunggu... Wiraswasta - Katalis

mahakecil aku || setengah buih, separuh debu || buanglah sampah pada tempatnya!

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Satu Biji Bola Mata

19 Januari 2021   18:33 Diperbarui: 19 Januari 2021   18:35 551
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
(sumber gambar: pixabay.com | THOMAS WOLTER)

Satu biji bola mata, mengintip dari lubang kunci pintu utama sebuah rumah. Mau bagaimanapun, hanya ruang tamu yang didapati.
Malah, tidak sepenuhnya. Alias, cu-ma se-ba-gi-an. 

Kursi usang, meja kayu reyot, dan lukisan abstrak nan kusam di dinding yang menghadap pintu.
Sebatas itu, yang bisa ditangkap sebiji bola mata yang sedari tadi menyelidik. 

Tak cukup. Benar-benar tak cukup, sebelum melihat seisi rumah. Seluruhnya. 

Kemudian, ada yang keluar dari kepalanya.
Lalu menyusup masuk ke dalam rumah itu.
Meraba-raba, jengkal demi jengkal. 

Akan tetapi, ada bagian yang dilupakannya. 

Isi dapur.
Tidaklah cukup sekadar diterka-terka.
Jelas tak segampang satu ditambah satu sama dengan dua. 

Konon lagi isi kamar.
Tidak serta-merta seperti perkara panjang dikali lebar dikali tinggi 
sama dengan sekian, dalam hitungan ilmu pasti. 

Duh, tentu tidak semudah itu.

***

19 Januari 2021

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun