Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Sungai, Rumpun Bambu, dan "Seni Instalasi" Sampah

30 April 2023   00:05 Diperbarui: 30 April 2023   09:02 1053
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Semacam 'seni instalasi' dari sampah plastik di rumpun bambu. Dok. penulis

Beberapa hari menjelang Idul Fitri 2023, saya pulang ke Lamongan. Sebagaimana kebiasaan setiap di Lamongan, saya selalu menyempatkan jalan-jalan ke sawah, tegal (ladang), hutan jati, dan sungai. 

Ketika sampai di tepi sungai, saya menyaksikan pemandangan yang cukup menyedihkan, banyak plastik, kain bekas, dan sampah lain tersangkut di rumpun bambu. 

Pemandangan ini tentu berbeda dengan apa yang saya saksikan di masa kecil dan remaja, sekira tahun 1980-an hingga awal 1990-an. Bisa dikatakan tidak ada sampah plastik yang tersangkut di bambu.

Kalau melihat letak sampah yang tersangkut di ranting (carang) dan batang bambu, sampah tersebut dibawa air sungai yang meluap akibat banjir. Banyak warga yang membuang sampah di kawasan pinggir sungai. Memang ketika tidak ada banjir, aneka sampah akan menumpuk. Namun, begitu air sungai meluap, tumpukan sampah tersebut akan tersapu dan terbawa air. 

Karena di tepi sungai banyak terdapat rumpun bambu (barongan), maka sampah yang terbawa air itu pun tersangkut di ranting dan batang bambu. Keberadaan rumpun bambu tersebut menjadi penting untuk mencegah terbawahnya semua sampah plastik dan anorganik lainnya ke laut.

Uniknya, sampah-sampah yang tersangkut di ranting bambu membentuk komposisi menyerupai 'seni instalasi' yang dihasilkan oleh para perupa. 

Seni instalasi adalah karya seni rupa yang diciptakan dengan menggabungkan berbagai media, membentuk kesatuan baru, dan menawarkan makna baru (Kompas). 

Rumpun bambu dan sampah. Dok. penulis
Rumpun bambu dan sampah. Dok. penulis

Plastik warna-warni tertata secara alami di ranting dan batang bambu, seolah membentuk karya estetik dengan komposisi yang indah dan presisi. Namun, di balik keindahan 'seni instalasi' di rumpun bambu tersebut, alam sejatinya tengah mengirim "peringatan alam" kepada warga desa, pemerintah desa, pemerintah kabupaten, pemerintah provinsi, dan pemerintah pusat. 

Semakin massifnya penggunaan kantong dan wadah plastik serta meningkatknya konsumsi makanan instan berbungkus plastik menjadikan warga desa menjadi penyumbang utama dalam meningkatnya jumlah sampah plastik di desa. Kita tidak bisa lagi memosisikan lingkungan desa sebagai kawasan yang asri dan terbebas dari sampah plastik.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun