Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Nature Artikel Utama

Air Terjun Maelang: Antara Keindahan dan Pentingnya Konservasi

1 November 2022   10:37 Diperbarui: 9 November 2022   12:07 1766
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Istirahat sejenak setelah menelusuri sumber air di atas Maelang. Dokumentasi penulis
Istirahat sejenak setelah menelusuri sumber air di atas Maelang. Dokumentasi penulis

Penyebab utamanya adalah penanaman pohon jati. Kawasan di sekitar air terjun dulunya adalah hutan alam dengan bermacam pohon endemik yang mampu menyimpan air dan mengeluarkannya dalam bentuk sumber air dengan debet yang cukup besar. Sayangnya, untuk menyiapkan lahan jati, pepohonan endemik dibabat. 

Akibat berkurang drastisnya pohon endemik, mata air semakin mengecil dan hanya terletak di dekat air terjun. Sementara, mata air besar yang terletak beberapa kilometer di atas air terjun sudah lama mati alias tidak mengeluarkan air. Kondisi ini tentu cukup memprihatinkan karena keberadaan air di kawasan ini sangat penting untuk keberlanjutan ekosistem. 

Kawasan hutan alam di atas Maelang. Dokumentasi penulis
Kawasan hutan alam di atas Maelang. Dokumentasi penulis

Mau tidak mau, untuk 'menghidupkan kembali' mata air yang sudah lama mati dibutuhkan konservasi pohon-pohon endemik di kawasan air terjun. Artinya, konservasi berupa penanaman kembali pohon endemik tidak hanya di pinggir air terjun atau sungai, tetapi di kawasan yang terletak di atas atau di samping air terjun. Di kawasan tersebut saat ini masih terdapat hutan jati. 

Konservasi bisa dimulai dengan melakukan pembibitan pohon langka seperti awar-awar, elo gondang, beringin, kepuh, dan yang lain. Untungya, pohon-pohon tersebut masih bisa kita jumpai di kawasan Maelang. Para anggota LMDH dan Garempung beserta warga Sebanen yang ingin melakukan konservasi bisa mengambil biji atau bibit yang tumbuh di hutan. 

Salah satu mata air kecil yang airnya mengalir ke Maelang. Dokumentasi penulis
Salah satu mata air kecil yang airnya mengalir ke Maelang. Dokumentasi penulis

Namun demikian, mereka perlu meyakinkan Perhutani sebagai pengelola kawasan hutan jati, agar mau melepaskan lahan di sekitar Maelang untuk ditanami pohon-pohon endemik. Bagaimanapun juga, Perhutani juga perlu membuat kebijakan konservasi untuk kawasan tertentu yang cukup penting bagi ekosistem. 

Keinginan LMDH dan Garempung untuk mengelola kawasan Maelang sebagai destinasi wisata minat khusus bisa menjadi alasan kuat untuk bernegosiasi dengan pihak Perhutani. Dengan wisata minat khusus, kondisi ekosistem hutan masih bisa terjaga dan warga Sebanen pun bisa mendapatkan manfaat ekonomi. 

Pohon Elo gondang (Ara) yang berada di atas Maelang. Dokumentasi penulis
Pohon Elo gondang (Ara) yang berada di atas Maelang. Dokumentasi penulis

Para pengunjung, misalnya, bisa diajak menjelajah kawasan hutan jati sebelum menuju air terjun Maelang. Sesampai di Maelag, selain bisa bermain air, para pengunjung juga bisa diajak untuk menyusuri sumber air yang menjadi penopang utama air terjun. Mereka perlu tahu bagaimana mata air itu keluar dari bebatuan kapur. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Nature Selengkapnya
Lihat Nature Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun