Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Semarak Pameran Kolonial di Bondowoso Tahun 1898

14 Agustus 2022   20:35 Diperbarui: 7 Oktober 2022   20:20 2738
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sapi-sapi menunggu giliran lomba atau mungkin sedang istirahat bersama joki. Sumber: Digital Collection Leiden University Libraries

Pada tahun 1898, diselenggarakan Koloniale Tentoonstelling, pameran kolonial, di Bondowoso. Pada masa abad ke-19, Bondowoso merupakan bagian dari Karesidenan Besoeki. 

Di wilayah ini sudah berkembang pesat perkebunan kopi, karet, kakao dan tanaman komersial lainnya. Sebagai kota yang didesain untuk aktivitas berbasis perkebunan dan pertanian, posisi Bondowoso sangat strategis, sebelum mulai ramainya perkebunan di kawasan Jember. 

Pameran kolonial merupakan tradisi yang dibuat di kawasan Hindia Belanda yang mengadopsi Pemeran Raya (Great Exhibition) di Inggris tahun 1851 yang cukup terkenal.

Dalam pameran berskala dunia tersebut, selain bermacam anjungan yang menunjukkan keberhasilan pengetahuan, teknologi, dan usaha ekonomi, juga ditampilkan capaian-capaian di negara jajahan. 

Sebelum pameran di Bondowoso, di Batavia sudah terlebih dahulu dilakukan pameran, tetapi difokuskan pada bidang pengetahuan dan teknologi. 

Menurut Rizkinta (2022), pada tahun 1853, sekelompok orang yang berasal dari Eropa mengusulkan kepada pemerintah Hindia Belanda untuk menyelenggarakan Nijverheidstentoonstelling (pameran industri). 

Pemerintah pun menyetujuinya. Promosi pameran ini berlangsung secara massif di kota-kota besar, seperti Semarang, Surabaya, Surakarta, Makasar, dan yang lain. 

Pameran di Eropa ataupun di negeri jajahan dianggap sebagai cara beradab negara-negara untuk besar untuk berkompetisi, tidak lagi menggunakan peperangan yang menghancurkan dan menimbulkan banyak kematian. 

Dari kacamata pemerintah kolonial, penyelenggaraan pameran industri di Batavia merupakan usaha untuk menyebarluaskan gagasan kemakmuran dengan mendorong bermacam industri berbasis teknologi di banyak wilayah.  

Bisa jadi karena potensi Karesidenan Besoeki adalah perkebunan, pertanian, dan kelautan, maka pameran di Bondowoso tidak dilabeli industri. Meskipun demikian, pada pameran yang diselenggarakan di Alun-alun Bondowoso tersebut, terdapat bermacam anjungan dan atraksi. 

Dari sumber foto-foto yang tersedia di Digital Collection Leiden University Libraries, kita bisa menjumpai anjungan dari wilayah-wilayah yang termasuk Karesidenan Besoeki, seperti Bondowoso, Panaroekan (Panarukan) dan Banjoewangi (Banyuwangi). 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun