Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Gunungan, Kekuatan Kultural, dan Seruan Ekologis dari Lojejer Jember

26 Juni 2022   23:32 Diperbarui: 3 Agustus 2022   10:05 1912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Warga menunggu pembagian hasil bumi dari gunungan di Lojejer Jember. Dok. penulis

Acara ini merupakan kerja sama Pemdes Lojejer dengan tim produksi gotong-royong dari Dewan Kesenian Jember (DeKaJe), Lingkar Kajian Eko-Kultural dan Pengembangan Komunitas (NiraEntas) FIB UNEJ, Pusat Kajian Pemajuan Kebudayaan (Pusakajaya) UNEJ, Majelis Sholawat dan Dzikir Al Ghofilin, dan Derap Kebudayaan Jember (Daya-Jember). 

Salah satu gunungan dalam arak-arakan di Lojejer. Dok. penulis
Salah satu gunungan dalam arak-arakan di Lojejer. Dok. penulis

Mengambil tempat di jalan utama desa yang berada di bawah bukit Watangan, Pemdes Lojejer dan warga masyarakat menyiapkan tiga gunungan setinggi 2,5 meter. 

Tidak hanya mengarak gunungan, tim produksi bersama juga melengkapi arak-arakan dengan kehadiran Kepala Desa (Kades) Lojejer, Mohamad Sholeh, dan keluarga yang mengenakan pakaian keraton, para penghayat budaya Jawa Ngayogyakarta, para ulama dari Talangsari Jember dan ulama setempat yang melambangkan para waliyullah, para santri, dan para warog. 

Selain itu, panitia juga menghadirkan para penari Gambyong yang berasal dari UKM Kesenian Universitas Jember, barisan perempuan muda yang melambangkan 'bidadari Watangan,' atraksi cemeti, dan atraksi kesenian reyog sebagai kesenian Ponorogo yang banyak terdapat di kawasan Jember selatan.

Tari Gambyong sebelum arak-arakan berangkat. Dok. penulis
Tari Gambyong sebelum arak-arakan berangkat. Dok. penulis

Kehadiran mereka dalam arak-arakan menunjukkan bahwa kemenyatuan berbagai macam elemen dalam masyarakat multikultural seperti Jember bisa diwujudkan sebagai bagian simbolik ritual berdimensi sosial, kultural, agama, dan ekologis. 

Bahwa ragam bentuk budaya tidak harus dipertentangkan dengan agama sebagaimana dilakukan sebagian kecil orang yang mendaku diri mereka paling benar dalam beragama. 

Adalah sesuatu yang aneh ketika ada pihak-pihak yang terus membenturkan agama dengan budaya lokal. Dalam sejarah panjang penyebaran agama, lokalitas berupa kesenian, keyakinan, dan adat istiadat tidak sepenuhnya dihapuskan, tetapi diadopsi secara lentur sehingga memudahkan dakwah. 

Gus Baiquni Purnomo memberi sambutan sebelum gunungan dibagi kepada warga. Gus Jaddin berbaju biru, Gus Mamba' berbaju putih. Dok. penulis
Gus Baiquni Purnomo memberi sambutan sebelum gunungan dibagi kepada warga. Gus Jaddin berbaju biru, Gus Mamba' berbaju putih. Dok. penulis
Kehadiran tiga cucu Kyai Akhmad Siddiq, ulama kharismatik Jember yang terkenal dengan pemikirannya terkait hubungan Pancasila dengan ajaran Islam, Gus Baiquni Purnomo, Gus Mamba', dan Gus Jaddin beserta para santri Al-Ghofilin Talangsari Jember dalam arak-arakan mempertegas pemahaman bahwa adat-istiadat Jawa dan etnis lain tidak harus dipahami sebagai sesuatu yang salah selagi memang masih memberikan manfaat kepada masyarakat dan tidak ada bukti nyata melanggar syariat setelah dikaji secara mendalam. 

Ketiga ulama muda tersebut selama ini giat mengajarkan kesenian kepada para santri seperti seni tari, puisi, dan teater. Selama ini mereka juga aktif mengkampanyekan pemahaman agama yang merangkul aktivitas kultural sebagai cara dakwah yang damai, tanpa kekerasan sebagaimana diajarkan Nabi Muhammad SAW dan para wali. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun