Mohon tunggu...
Ikwan Setiawan
Ikwan Setiawan Mohon Tunggu... Dosen - Kelahiran Lamongan, 26 Juni 1978. Saat ini aktif melakukan penelitian dan pendampingan seni budaya selain mengajar di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Dosen dan Peneliti di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Jember

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Ekodramaturgi: Krisis Ekologis dalam Tatapan Teater

24 April 2022   07:13 Diperbarui: 24 April 2022   21:40 1538
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pementasan Planet-Sebuah Lament karya Sutradara Garin Nugroho di teater Taman Ismail Marzuki, Cikini,Jakarta Kamis(16/1/2020).| KOMPAS.com/DIENDRA THIFAL RAHMAH

Sementara, teater di milenium lebih berfokus pada implikasi ekologis dari ekonomi global dan perubahan iklim. Bekerjanya kekuasaan korporasi transnasional telah menyebabkan kekacauan ekologis bagi manusia, tempat, dan komunitas biotik, dan telah memicu aktivisme keadilan lingkungan transnasional. 

Masyarakat adat dan negara berkembang di seluruh dunia berpendapat bahwa kesalahan dan risiko perubahan iklim tidak ditanggung secara merata oleh semua orang atau bangsa di dunia. 

Selain itu, penelitian menunjukkan bahwa beban dampak dari perubahan iklim akan lebih berat ditanggung oleh masyarakat yang paling rentan, dan masyarakat adat di wilayah yang berisiko lebih tinggi. 

Isu dan pemahaman baru ini telah mengilhami para seniman teater untuk mengekspos imperialisme lingkungan dan budaya di era perubahan iklim dengan memperkuat suara bagi tempat dan orang-orang yang dibungkam, diabaikan, atau yang berisiko lebih besar.

Mendemonstrasikan kelanjutan kekerasan ekologis kolonialisme pemukim yang kompleks dan berjangkauan luas, Burning Vision karya penulis drama First Nations Marie Clements, menelusuri penambangan uranium di tanah Dene di wilayah Kanada utara dan dampak transnasionalnya terhadap kehidupan dan tanah. 

Pertama kali diproduksi pada tahun 2001, Burning Vision menghubungkan titik-titik antara paparan pekerja Dene terhadap keracunan radiasi dan kematian Jepang di Hiroshima dan Nagasaki, di mana bom yang dikembangkan dari uranium Dene akhirnya digunakan. 

Drama Clements juga menandai hubungan antara zaman nuklir, kelahiran Antroposen (waktu ketika aktivitas manusia berdampak luas kepada bumi), dan ketidakadilan lingkungan. 

Pertunjukan Burning Vision karya Maria Clements. Dok. ent-nts.ca
Pertunjukan Burning Vision karya Maria Clements. Dok. ent-nts.ca

Menggunakan struktur seremonial, Burning Vision memecah pemisahan melintasi ruang dan waktu, meruntuhkan masa lalu dan masa kini, dan menggabungkan kehidupan manusia dan non-manusia ke dalam satu jalinan ekologis dan hubungan yang menubuh.

Dari pembacaan singkat di atas, setidaknya kita mengetahui bahwa ekodramaturgi selalu berkaitan dengan konteks permasalahan lingkungan yang bersinggungan dengan bermacam masalah ekonomi, ras, gender, sosial, dan politik pada setiap era. 

Para penggiat teater di masa kini bisa terus mempelajari apa-apa yang terjadi dalam kerja-kerja estetik pertunjukan yang berlangsung di masa lalu untuk memunculkan kesadaran kritis dan kreatif dalam merespons persoalan lingkungan yang semakin kompleks saat ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
  13. 13
  14. 14
  15. 15
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun