"Perjuangku mengusir penjajah tak seberat perjuanganmu nan sangat berbelit dengan bangsamu sendiri."Demikian kutipan tak langsung dari sang Proklamtor, seperti nubuat untuk para gladiator.
Perihal cita-cita hanya celoteh yang saling diiming-imingkan
Angin yang berlalu bak janji-janji yang mendarah daging
Kedagingan menerkam sila ketuhanan
Kisah suci bersih dicuci perselisihan tanpa kasih.
Praktisi keadilan menjalankan visi tanpa misi, kemanusiaan bak debu sebelum ada penciptaan,
Rapuh, lemah, saat kebutuhan bangsa di tapak ingin
Norma sosial hanya kisah aborsi tanpa susila.
Sabang-Merauke dililit persatuan oleh tali nan kosong
Layaknya ribuan pulau yang terpisah,
Kisah jiwa dan raga dalam atap keIndonesian perlahan kabur ke alam fiksi
Gubuk persatuan diisi kehampaan
Kedang meledak, saat rahasia dipasang pelacak oleh oposisi.
Tak saling dengar,
Semua binatang jadi bijaksana,
Kebijakan saling membajak
Hanya sajak kosong yang jadi sembako rakyat.
Jayanya kisah itu,
Hingga tanpa keadilan adalah biasa, tak basa basi air mata bermuara pada api.
So'E, 05 Juni 2020
