Mohon tunggu...
Defi Dilalatul Haq
Defi Dilalatul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046

Saya Defi Dilalatul Haq, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046. Akun kompasiana ini saya buat sebagai pendukung dalam perkuliahan mata kuliah jurnalistik, selain itu juga saya gunakan kompasiana ini sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan melatih skill menulis saya. Mohon bantuannya teman-teman✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Komunikasi Asertif: Menyampaikan Uneg-Uneg Tanpa Pakai Emosi

26 Juni 2021   08:00 Diperbarui: 26 Juni 2021   08:08 735
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sekumpulan orang yang sedang ngobrol. Sumber: istockphoto.com

Mungkin kamu bisa bertanya lagu mana sih yang menurut dia aneh. Jadi kita mengonfirmasi dulu kenapa dia mengeluarkan pernyataan seperti itu. Dan kalau sudah aman, kamu bisa lanjutkan ke pertanyaan kedua yaitu di mana kamu boleh berpendapat apa yang kamu tidak setuju atau belum kamu mengerti. Tetap hargai pendapat mereka, dan berusahalah mencari win-win solution. Jangan lupa juga untuk memberi kesempatan buat dia menanggapi pendapatmu.

4. Hindari menyerang identitas seseorang ketika mengkritik pendapatnya

Terkadang kita terpancing untuk menyerang balik dan membawa hal yang tidak relevan, misalnya latar belakang suku, ras, agama, warna kulit, atau bahkan usia. Ini malah menjadi ajang saling menghina. Agar ini tidak terjadi, usahakan untuk fokus dengan inti pembicaraan dan tidak melibatkan hal-hal yang kurang relevan dengan debatnya.

5. Pertahankan pendapatmu dengan pede, tanpa harus menjadi agresif

Kamu bisa memakai formula "Yes, but." Yes di sini bukan berarti kita setuju, tapi kita memahami bahwa dia punya pendapat sendiri dengan alasan tertentu. Dan beri tau lawan bicaramu, kalau kita memahami mereka karena hal-hal tertentu. Dengan mengawali argumenmu dengan kata-kata ini, orang menjadi merasa tidak ditolak dan merasa lebih enak dalam menerima pendapat meski itu beda.

6. Gunakan teknik "i-statement"

Jadi teknik i-statement ini adalah teknik komunikasi asertif yang memfokuskan pada perasaan yang kita rasakan terhadap lawan bicara kita, daripada fokus pada pemikiran dan karakteristik orang yang kita ajak bicara atau pendengar. Sehingga membuat lawan bicara otomatis bersikap defensif. Kebalikan dari "i-statement"  ini adalah "you-statement". Mulailah kalimat dengan kata "Aku/Saya/Gue", karena memulai pernyataan dengan kata "Kamu/sejenisnya" akan terkesan menyerang, menghakimi, dan cenderung lebih judgemental, serta seakan-akan menuduh ke lawan bicara kita.  Contohnya, ketika kamu sedang tiduran sehabis kerja atau kuliah, tiba-tiba kamu disuruh melakukan banyak hal oleh orang tua. Mungkin karena kecapean, kalimat yang keluar dari mulut malah

"Ihh Ibu kok gak punya hati sih, masa liat anaknya lagi tiduran disuruh-suruh mulu!"

Bisa-bisa ini jadi membuat keributan baru, karena kamu menjudge ibumu. Salah satu alternatif kata-kata yang bisa kamu ucapkan adalah

"Ibu sebentar yaa, kalau ibu minta tolong pas aku lagi capek aku ngerasa gak bisa maksimal, aku mau istirahat dulu, bolehkah ibu?"

Nah, dengan menggunakan gaya bicara i-statement, kamu dapat menyampaikan pesan secara tegas tanpa menuduh. Sehingga pesan yang akan disampaikan juga kemungkinan besar akan diterima dengan baik oleh lawan bicara.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun