Mohon tunggu...
Defi Dilalatul Haq
Defi Dilalatul Haq Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046

Saya Defi Dilalatul Haq, Mahasiswa Ilmu Komunikasi UIN Sunan Kalijaga - 20107030046. Akun kompasiana ini saya buat sebagai pendukung dalam perkuliahan mata kuliah jurnalistik, selain itu juga saya gunakan kompasiana ini sebagai sarana mengembangkan kreatifitas dan melatih skill menulis saya. Mohon bantuannya teman-teman✨

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud Pilihan

Ketika Kamu Telanjur Menjadi Generasi Sandwich

25 Juni 2021   09:17 Diperbarui: 25 Juni 2021   09:29 511
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sandwich Generation. Sumber: istockphoto.com

Sebagai seorang caregiver yang memiliki beban antara keluarga dan juga orang tua, ada beberapa dimensi yakni yang pertama adalah emotional burden. Secara emosi mereka harus memikirkan orang tuanya, tetapi juga harus memikirkan masalah di dalam keluarga kecil mereka. Dan ini yang membuat sandwich generation semakin sulit memilih mana yang harus mereka dahulukan.

Yang kedua adalah time dependence burden, atau kesulitan dalam mengatur waktu yang biasanya menjadi ketergantungan untuk para generasi sandwich ini. Selain kesulitan mengatur waktu bagi dirinya sendiri, terkadang mereka juga harus memilih antara anak dulu atau orang tua dulu.

Yang ketiga adalah develope mental burden, pada saat mereka terbebani oleh beban antara keluarga dan juga anak mereka, terkadang akan memunculkan emosi tertentu seperti mereka tidak bisa mengembangkan diri di luar, dan develope mental task yang membuat mereka merasa gagal banget atau depresi dengan rasa bersalah berlebihan

Yang keempat adalah physical burden, tentu mereka merasa lebih lelah dan tanpa disadari waktu istirahat pun berkurang.

Yang kelima adalah social burden, mereka kehilangan waktu untuk bersosialisasi dengan teman sebaya, dan ini yang membuat mereka merasa mempunyai konflik yang tidak ada habisnya.

Kemudian yang keenam adalah financial burden. Terkadang mereka bingung menentukan porsi yang harus diberikan untuk membiayai orang tua. Selain itu, mereka dituntut untuk bekerja lebih keras demi bertambahnya pendapatan. Bahkan parahnya, jika sampai pengeluaran besar dan cashflow minus, peluang terjebak utang pun bisa lebih besar. Sehingga kalau sudah begini, untuk mengumpulkan dana darurat pun sulit.

Ini dia tips untuk kamu yang terlanjur terjepit Sandwich Generation

1. Berdamai dengan diri sendiri

Kita tidak bisa mengelak, bisa jadi apa yang kita peroleh sekarang adalah bagian dari doa orang-orang yang kita perjuangkan setiap harinya. Dan bisa jadi jalan rezeki orang banyak di rumah itu melalui rezeki kita. Menerima ini bukan bagian dari proses kita berpasrah dan berhenti berusaha, akan tetapi menerima menjadi bagian mutlak yang kita pilih sebagai satu dinamika dalam kehidupan kita. Serta jangan lupa sediakan waktu untuk self-care, untuk mengurangi stres.

2. Membuat batasan dan prioritas

Di dalam boundaries ini kita harus punya manajemen waktu yang bagus. Dan tentunya kuncinya adalah perencanaan keuangan yang baik. Buat rincian dana dan atur prioritas utama, jangan sampai kita membantu keluarga kita namun anak kita malah jadi susah. Serta realistis, tahu kapan waktunya bilang "belum dulu, ya".

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun