Jika memang sudah menyadari resiko dari mengilmiahkan agama, tidak ada salahnya dan merupakan sebuah kebaikan dalam wilayah dialektika ilmu pengetahuan, terutama teologi untuk mempelajari konsep ilmiah dari ajaran agama atau dalam konteks ini hubungan dualistik antara pencipta dan makhluk ciptaan. Jika tidak, maka yang dikhawatirkan adalah penggunaan konsep rasionalitas dualistik hanya untuk wilayah tertentu yang disesuaikan dengan doktrin yang kemudian penulis sebut dualisme reduktif sehingga dualisme hanya digunakan sebagai pembenaran konsep-konsep ketuhanan yang anthropomorfistik.
Keterangan: Karena sudah disampaikan  di atas bahwa tulisan ini tulisan filsafat, sejumlah istilah tidak disertai penjelasannya. Jika ada masalah memahaminya bisa dicantumkan di bagian komentar untuk dibahas lebih jauh. Penulis tidak mencantumkan referensi karena tulisan ini bukan tulisan akademis tetapi referensinya bisa ditelusuri di standord encyclopedia of philosophy dengan entry judul mind and body dualism atau untuk Descartes bisa ditelusuri di meditation, dan untuk pemikirn Kantian bisa ditelusuri di tulisan-tulisan Imannuel Kant tentang agama terutama di Religion within boundary of mere reason.Â