Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Idul Adha Dirayakan, Tapi Perempuan Hanya Jadi Figuran?

6 Juni 2025   17:13 Diperbarui: 6 Juni 2025   17:43 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Olahan pribadi by canva

Allahu Akbar Allahu Akbar Laa ilaha illallaha, wa Allahu Akbar, Allahu Akbar wa Lillahil Hamd

Gema takbir berkumandang. Hari ini, seluruh umat Islam di dunia merayakan Idul Adha atau yang juga disebut sebagai Lebaran Haji. 

Hari raya Idul Adha selalu dirayakan meriah. Masjid-masjid penuh, takbir bergema, dan halaman ramai oleh prosesi penyembelihan hewan kurban. 

Namun di tengah gegap gempita ini, ada satu pertanyaan yang mungkin jarang muncul: di mana posisi perempuan dalam perayaan Idul Adha? Apakah mereka hanya figuran yang hadir di pinggiran layar utama sejarah?

Kalau kita jujur, banyak dari kita hafal tokoh-tokoh utama kisah kurban: Nabi Ibrahim, Nabi Ismail, dan tentu saja perintah Allah. Tapi apakah kita pernah mendengar khutbah yang membahas peran Hajar, ibu Ismail, dalam konteks Idul Adha? Kemungkinan besar, tidak. 

Hajar: Perempuan yang Terlupakan dalam Narasi Kurban

Entah mengapa, hari ini saya tergelitik untuk mengenang kisah Hajar dalam momen Idul Adha ini. 

Hajar bukan hanya istri Nabi Ibrahim dan ibu Nabi Ismail. Ia adalah perempuan luar biasa yang ditinggal suaminya di padang tandus bersama bayi mungil, tanpa air, tanpa makanan, tanpa kepastian. Tapi ia tidak putus asa.

Justru karena keputusasaannya yang produktif, larinya antara bukit Shafa dan Marwah, lahirlah air zam-zam, sumber kehidupan yang membuat kawasan Mekkah bisa dihuni dan menjadi pusat spiritual umat Islam hingga hari ini. Ritual sa'i dalam haji dan umrah merupakan penghormatan langsung atas perjuangan Hajar.

Namun saat Idul Adha dirayakan, yang ditonjolkan hanyalah perintah kurban kepada Ibrahim dan kepasrahan Ismail. Perjuangan Hajar, yang notabene adalah akar dari semua itu, jarang diangkat ke permukaan. Kisah ini jarang diangkat dalam khutbah sholat Idul Adha. 

Mengapa Perempuan Diabaikan dalam Perayaan Spiritual?


Saya percaya, Islam sejatinya adalah agama yang sangat memuliakan perempuan. Namun, mengapa sejarah seolah seringkali mengabaikan peran perempuan dalam perayaan spiritual, seperti Idul Adha ini. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun