Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Memaafkan Tanpa Melupakan, Bolehkah?

13 Mei 2021   17:03 Diperbarui: 13 Mei 2021   17:07 1673
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Maaf-Maafan | olahan pribadi

Sehingga dengan begitu, kita menjadi pribadi yang fitrah, suci, seolah memulai kehidupan kita yang baru, lantaran secara vertikal (habluminallah) kita 'bersih', secara horizontal (habluminannas) pun juga 'bersih'.

Memaafkan Tanpa Melupakan

Manusia tempatnya salah dan dosa. Sudah sewajarnya kita saling memaafkan. Terutama di hari istimewa ini. Sudah selayaknya idul fitri dijadikan momentum untuk saling bermaaf-maafan.

Mungkin beberapa dari kita bisa dengan mudah memaafkan kesalahan orang lain. Tapi terkadang kita tak bisa melupakannya.

Hmm bagaimana ya jika memaafkan tapi tidak melupakan? Apakah boleh?

Sebenarnya boleh-boleh saja. Dalam Al Quran pun kita hanya diminta saling memaafkan. Bukan memaafkan dan melupakan.

Menurut pendapat psikolog, tidak melupakan kesalahan orang lain itu perlu. Agar kita bisa waspada. Agar tidak terulang lagi sakit hati yang kita alami karena perbuatan orang tersebut.

Menurut Motivator Nasional Leadership & Happiness, Arvan Pradiansyah, tiga tipe orang berdasarkan caranya memaafkan.

Tipe yang pertama adalah tipe orang yang tidak memaafkan, dan tidak melupakan. Orang ini adalah orang yang tidak bahagia.

Tipe yang kedua adalah yang memaafkan dan juga melupakan. Itu orang yang naf. Memaafkannya betul, tapi orang yang melupakan itu berarti dia akan punya kecenderungan untuk mengalami hal yang sama di kesempatan selanjutnya.

Jadi langkah yang paling tepat adalah dengan memaafkan orang, namun tidak melupakannya, karena seseorang perlu mengambil pelajaran dari peristiwa yang menyakitkan.

Memaafkan berarti mengobati perasaan yang tersakiti, tanpa harus melupakan peristiwa yang terjadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun