Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Ramadan Pilihan

Mengenang Tradisi Lek-Lekan Saat Sahur di Kawasan Ampel Surabaya

1 Mei 2021   12:26 Diperbarui: 1 Mei 2021   12:35 2305
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kawasan Ampel Surabaya | dokpri

Saya tumbuh besar di kawasan Ampel Surabaya. Kawasan Ampel yang dikenal multietnis ini membuat tradisi yang berkembang menjadi beragam.

Rasa rindu pada Ampel tak sebatas pada kelezatan aneka kulinernya saja, tapi juga tradisi yang ada disana. Salah satunya adalah tradisi lek-lekan.

Sebenarnya tradisi ini hampir sama dengan tradisi patrol. Para pemuda berkeliling kampung untuk membangunkan orang sahur. Namun musik yang dimainkannya berbeda.

Lek-Lekan atau yang artinya melekan dalam bahasa Jawa, merupakan serangkain kegiatan untuk meramaikan Ramadan.

Lek-lekan ini dilakukan ditengah malam, mulai pukul 12.00 WIB, dengan keliling ke setiap gang. Biasanya kegiatan ini diikuti oleh anak-anak muda maupun bapak-bapak.

Dahulu, banyak alat musik yang dibawa. Alat-alat tersebut meliputi kendang, seruling, gitar, bedug dan masih banyak lagi.

Namun yang membedakan, warga Ampel tidak menggunakan kentongan seperti di daerah lain.

Saat berkeliling yang dinyanyikan bukanlah selawat atau nyanyian khas. Rombongan lek-lekan menyanyikan lagu-lagu yang sedang terkenal pada masanya.

Saya masih ingat, dulu saat saya masih kecil, para pemuda di kampung saya menyanyikan lagu-lagu dari Dewa 19 saat lek-lekan.

Anak-anak muda yang melakukan lek-lekan ini tergabung dalam Karangtaruna atau organisasi masyarakat. Kakak sepupu saya selalu ikut jika ada lek-lekan di kampung kami.

Tradisi lek-lekan dimulai di kawasan Ampel Menara Surabaya, rombongan kemudian berlanjut berkeliling kawasan Ampel lainnya, seperti Ampel Gubah, Ampel Kembang, Ampel Kejeron hingga Ampel Rahmat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ramadan Selengkapnya
Lihat Ramadan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun