Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Kenangan Valentine Terindah: Sekotak Cokelat dari Cinta Pertama

14 Februari 2020   20:46 Diperbarui: 14 Februari 2020   20:46 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hari ini, 14 Februari dirayakan sebagai hari valentine atau biasa disebut sebagai hari kasih sayang. Deretan penjual bunga banyak ditemukan disepanjang jalan. 

Swalayan dan minimarket juga banyak memberi diskon untuk produk cokelat. Valentine memang identik dengan bunga dan cokelat. Nah, kalau ngomongin valentine saya jadi ingat saat remaja dulu. Ada satu momen valentine yang cukup manis untuk dikenang.

Cinta Pertama

Baiklah, sebelum bercerita kenangan manis saat valentine, boleh ya kalau saya mau falshback sebentar pada cinta pertama. Cinta pertama, kata orang susah dilupakan. Hmm, sepertinya benar adanya. Saya pun butuh waktu 6 tahun untuk benar-benar move on dari cinta pertama. Lama ya, lha gimana nggak lama wong orangnya selalu riwa-riwi dalam kehidupan saya.

Amar, sebut saja itu namanya. Amar adalah teman SMP saya. Sejak awal kami sudah dekat. Tiap malam tidak ada hari yang saya lewatkan tanpa telepon darinya. Setiap malam, kami mengobrol selama berjam-jam di telepon. Banyak hal yang kami bicarakan.

Dan rutinitas telepon malam itu bertahan hingga dua tahun. Saat pulang sekolah, kami juga sering pulang bareng. Saya nebeng mobilnya, saat itu dia dijemput sopir pribadi. Amar memang anak keluarga yang berada.

Ayahnya seorang pengacara terkenal, ibunya pengusaha butik. Kedekatan kami bahkan sudah diketahui seiisi sekolah. Bahkan guru-guru kadang memanggil saya, Dian nya Amar. Duh...

Anenhya tidak ada kata cinta yang terucap dari Amar. Kami tidak pernah jadian. Meski seisi sekolah mengganggap kami pacaran. Bagaimana dengan perasaan saya? Saya sayang pada Amar. Bahkan mungkin jatuh cinta padanya. Dia laki-laki pertama yang saya suka.

Jebakan Friendzone

Lalu, saat kelas tiga SMP, Amar nembak cewek lain. Parahnya, cewek itu sahabat dekat saya. Haduhh,, hebohlah seiisi sekolah. Banyak yang bersimpati ke saya. Bahkan ada yang menyebut sahabat saya sebagai pagar makan tanaman.

Bagaimana dengan saya? Pastinya saya keget. Sedih iya. Tapi saya sadar, toh memang Amar tidak pernah menyatakan persaannya ke saya. Kami memang tidak ada hubungan spesial. Jadi, saya bersikap biasa saja. 

Padanya, juga pada sahabat saya. Sahabat saya akhirnya pacaran dengan Amar. Meski hubungan mereka hanya bertahan seminggu. Dan ternyata Amar tidak benar-benar suka padanya. Amar hanya menjadikannya sebaga bahan taruhan. Duh, jahatnya Amar.

Amar pun tetap hadir dalam kehidupan saya. Bahkan saat SMA kami juga satu sekolah. Tapi saat SMA hubungan kami tak sedekat dulu. Dia bergonta-ganti pacar saat SMA. Saya pun juga! Ya, meski dalam hati yang paling dalam, saya masih menyimpan rasa sayang untuknya. Duh, mungkin ini yang dinamakan jebakan friendzone. Teman tapi cinta!

Valentine Terindah

Valentine menjadi momen yang sangat ditunggu saat masa remaja. Sayangnya, saat valentine saya selalu pas nggak punya pacar. Saya selalu putus sebelum valentine, atau jadian saat sesudah velentine. Nggak jodoh sama hari kasih sayang kayaknya, hehehe.

Saya nggak pernah merayakan momen valentine sama pacar. Tapi bukan berarti tidak ada yang memberi cokelat saat valentine. Saya masih dapat beberapa cokelat dari teman laki-laki. Maklum, dulu saya punya banyak penggemar. Hehehe...

Saat kelas 3 SMA, perayaan valentine pas momen proom night. Duh ini jadi mimpi buruk buat saya. Kenapa juga sekolah menggelam pesta proom saat valentine. Bukannkah kelulusan itu masih bulan juli? Pihak sekolah sengaja memajukan pesta perpisahan. Alasannya sih biar kedepan lebih fokus belajar untuk Ujian Nasional ataupun SNMPTN.

Saat itu pas kebentulan saya jomblo. Bingung cari pasangan buat datang ke pesta proom. Lalu tiba-tiba, Amar menelpon. Mengajak berangkat bareng ke proom. Tawarannya langsung saya terima, daripada sendirian datang ke proom night kan?

Saat tiba di tempat proom, semua mata tertuju pada saya. Ya, semua teman-teman terkejut. Saat melihat saya turun dari mobil Amar. Lalu kami jalan bergandengan masuk ke tempat proom. Teman-teman saya, khusunya yang juga teman SMP mengira kalau saya balikan sama Amar. Semua bertanya-tanya, saya diam saja. Bingung jawabnya, yang penting proom saya selamat. Nggak datang sendirian saat proom.

Pesta selesai, Amar pun mengantar saya pulang. Saat mobilnya tiba di depan rumah saya, dia memegang tangan saya. Duh, jantung saya berdegub nggak karuan. Mau apa anak ini, saya bertanya-tanya kebingungan. "Tunggu, aku ada sesuatu buat kamu." Dia memberikan saya sebuah kotak berbungkus kado merah jambu. "Cokelat buat kamu, selamat hari valentine. Terimakasih buat semuanya." Saya membeku, diam bagai patung. Mulut terkunci, nggak bisa bicara sepatah kata pun. Untung saya nggak pingsan, lalu saya tersadar. "Makasih ya, selamat valentine. Aku turun ya. Kamu hati-hati di jalan."

 

Saya buru-buru turun dari mobil. Bergegas masuk kedalam rumah. Sampai di rumah ingin rasanya berteriak. Perasaan hangat menyelimuti hati saya. Saya dapat cokelat di hari spesial. Cokelat dari cinta pertama!!!!!

Jangan tanya kelanjutan kisah kami ya. Saya hanya ingin berbagi pengalaman valentine terindah. Valentine pertama dan terakhir yang saya rayakan. Terimakasih Amar, mungkin kamu adalah mantan terindah. Kisah kita jadi kenangan yang tidak akan saya lupakan, meski tak ingin saya ulangi...

Tim : Pantura Estafet

Anggota : 

Dian Kusumawardani  

Selamet Hariadi

Dinda Pertiwi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun