Mohon tunggu...
Dian Kusumawardani
Dian Kusumawardani Mohon Tunggu... Freelancer - Haloo, saya adalah seorang ibu rumah tangga profesional. Bekerja paruh waktu sebagai pengajar Sosiologi dan Sejarah di BKB Nurul Fikri. Juga suka menulis dan sudah menghasilkan 6 buku antologi dan 1 buku solo. Saya juga seorang konselor laktasi dan blogger.

Home Educator Omah Rame, Pengajar di BKB Nurul Fikri, Konselor Laktasi, Content Creator

Selanjutnya

Tutup

Financial

Jaringan Prima Mempermudah Ibu Mengatur Keuangan Keluarga

18 Juli 2019   16:53 Diperbarui: 18 Juli 2019   17:03 160
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ibu dan Jaringan PRIMA | Dokpri

Awal bulan menjadi hari yang sibuk bagi seorang ibu, tak terkecuali saya. Bagaimana tidak, saat gaji sudah mendarat mulus di rekening, seketika juga banyak tagihan yang harus dibayar. Ya, siapa lagi yang mengurus pembayaran tagihan-tagihan bulanan kalau bukan ibu. Menjadi ibu banyak tugasnya, salah satunya ya jadi Menteri keuangan keluarga. Ibu bertanggungjawab mengatur pengeluaran keluarga. Baiklah, berikut akan saya ceritakan suka dan dukanya mengatur keuangan keluarga, baca terus ya .

Keuangan Keluarga

Memiliki tanggungjawab mengatur keuanga keluarga itu lumayan berat lho. Memastikan bahwa selama sebulan semua kebutuhan rutin terpenuhi, menjaga agar tidak besar pasak daripada tiang. Berat kan? Tapi walaupun berat ya tetap harus dijalani, klo nggak kuat ya ditinggal ngopi, ehh becanda.

Tujuh tahun menjabat sebagai Menteri keuangan keluarga nyatanya saya masih sering jatuh bangun mengurus pengeluaran keluarga. Kadang-kadang sampai harus mengambil uang tabungan untuk menutupi kekurangan pemasukan. Duh, jangan ditiru ya.

Namun pastinya saya terus belajar dan berbenah. Akhirnya saya menemukan cara agar tetap bisa mengatur keuangan keluarga dengan baik. Setidaknya ada empat cara yang saya lakukan agar pemasukan yang diterima bisa mencukupi semua pengeluaran keluarga.

1. Bagi Pengeluaran

Biasanya saya membagi pengeluaran ke dalam empat pos. Pertama, kebutuhan bulanan. ini meliputi berbagai pengeluaran rutin seperti tagihan listrik, PDAM, internet, cicilan KPR, belanja bulanan dan uang sekolah anak.

Kedua, asuransi pendidikan anak. Ya, asuransi pendidikan adalah sebuah kebutuhan di era sekarang ini. Semakin melambungnya biaya pendidikan, membuat asuransi pendidikan menjadi hal yang wajib dimiliki. Berhubung suami adalah ASN maka asuransi kesehatan kami sudah ditanggung oleh ASKES (BPJS). Ketiga, dana darurat. Ini digunakan untuk keperluan mendadak, misalnya bila tiba-tiba harus service kendaraan. Keempat, dana liburan. Ya, liburan keluarga jadi agenda wajib bagi keluarga saya. Minimal setahun dua kali kami akan berlibur mengunjungi daerah-daerah antar provinsi. Belum sampai antar negara liburannya. Hehe.

2. Bedakan antara"butuh" dan "ingin"

Cara kedua ini sepertinya mudah diucapkan tetapi sulit dilakukan. Jujur saya bukan orng yang terlalu suka belanja sih. Bukan seorang fashionista juga. Jadi nggak terlalu banyak pengeluaran buat belanja-belanja kebutuhan pribadi saya, contonhya pakaian. Cuma saat sudah waktunya butuh beli baju, lalu tiba-tiba terasa butuh juga dengan aksesoris perelengkapannya. Mulai dari jilbab, tas bahkan sepatu. Maklum, perempuan kan sukanya serba matching. Nah disaat itulah saya harus pandai memilih, mana yang memang kebutuhan mana yang keinginan.  

3. Cashless

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun