Mohon tunggu...
Dedy Gunawan
Dedy Gunawan Mohon Tunggu... Freelancer - Suami dari seorang istri yang luar biasa dan ayah dari dua anak hebat.

Penulis, blogger, jurnalis, senimanmacro, fotografer, penikmat kuliner, traveler, guru, pelatih menulis, dan penyuka segala jenis musik.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sembilan Dusun di Perlis Krisis Air Bersih

30 Oktober 2015   13:34 Diperbarui: 30 Oktober 2015   13:56 226
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Format projek tim ini adalah memasang sumur bor. Air yang ditarik oleh pompa air kemudian ditampung di tabung penampungan. Dari tabung penampungan kemudian air sebagian dikirim ke  mesin RO (penyaring), sebagian lagi masuk ke bak raksasa.

Air saringan mesin RO, inilah yang sebanyak 100 galon perhari untuk dipakai sebagai air minum (dan memasak). Sedangkan air bak digunakan untuk mandi dan mencuci.

Dedi menyebut, mesin RO semua dipesan dari Jakarta, sisanya bahan bangunan dibeli dari daerah Brandan, demi menekan ongkos. Untuk memaksimalkan biaya, Tim bekerja sama dengan masyarakat. Masyarakat sangat akomodatif dan mendukung projek tim. "Warga menyediakan transportasi berupa boat dan sampan untuk mengangkut alat-alat bangunan lewat jalur air. Kemudian, warga memberi bantuan lain seperti tenaga pengeboran," pungkas warga Jalan Pimpinan Medan Timur ini.

Di awal ekspedisi, tim memastikan bahwa kondisi air payau di Perlis diuji dan ternyata tidak layak minum. Lalu tim menguji air bor yang ada di masjid, dan layak minum. Jadi tim berinisiatif bikin sumur bor persis seperti yang ada di Masjid. Sumur bor di Masjid sudah berusia 30 tahun, dan airnya layak minum. Itulah yang ditiru tim ini.

Ika, ketua tim menambahkan, kalau dulu, ketika belum ada sumur bor ini, warga mengandalkan air panas yang ada di dusun itu, namun harus mengantre panjang dan lama. Sebagian membeli air ke daerah seberang dengan membawa jerigen.

Menurut Dedi, dibutuhkan tiap dusun tersedia satu sumur bor untuk memenuhi kebutuhan 1000 KK demi menekan krisis air bersih di Perlis. Setelah projek ini memberikan hasil positif,  pihak kepala desa. berencana akan mengusulkan program ini kepada Pemkab Langkat.

Wakil Dekan 3, Muhammad Yusuf Nasution, M.Si, Dosen Pembimbing Drs Rappel Situmorang, M.Si dan Ketua Jurusan Fisika Alkhafi Maas Siregar, M.Si sangat mendukung projek penelitian tim dari Unimed. Yusuf senang dengan sikap proaktif dan jiwa sosial mahasiswanya. Bahkan kemampuan mahasiswanya bersosialisasi dan meneliti di masyarakat.

Untuk distribusi air supaya meraya tiap penduduk, tim sedang berencana akan menggunakan kartu KK. Sedangkan upaya menjaga kebersihan daerah tersebut yang masih jorok, tim akan menyediakan tong sampah.

Krisis air bersih di Desa Perlish, menurut Dedi, sudah berlangsung lama. Sebabnya, desa ini tidak terpantau pemerintah, sehingga jarang ada bantuan ke sana.

Untuk projek ini, Rappel Situmorang, Dosen Pembimbing turut memuji kiprah mahasiswanya itu yang ternyata jurusan pendidikan, bukan non kependidikan. "Ini bagus. Mereka mengebor itu dikondisikan di daerah yang agak tinggi supaya tidak terganggu jika pasang tiba," ujarnya.

Ia berharap, hasil penelitian mahasiswanya itu sebaiknya ditindak-lanjuti pemda. Dan penelitian ini tetap dilanjutkan. Ia juga berharap agar Dikti memberi perhatian besar terhadap penelitian mahasiswa. 

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun