Mohon tunggu...
Arka Matahari Tyaga
Arka Matahari Tyaga Mohon Tunggu... Administrasi - Bahagia di dunia, mulia di akhirat

Baru saja terbangun dari tidur panjang, dan mulai lah kini aku akan bercerita....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Corona's Angel: Bromance Cemen (Eps. 8)

13 Agustus 2021   08:43 Diperbarui: 17 Agustus 2021   13:47 115
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ternyata Desember berjalan penuh kejutan menyenangkan. Selain akhirnya aku bisa bernapas lega dengan kepastian perpanjangan kontrak kerjaku, kejutan berikutnya yaitu mulai beroperasionalnya kembali jaringan bioskop. Itu kabar menggembirakan bagiku yang penggemar film. Sejak bioskop ditutup karena pandemi, praktis aku hanya bisa menonton via platform streaming, namun aku sama sekali tidak merasakan "feel" film seperti halnya saat aku menonton film di bioskop. Akupun memutuskan untuk menonton bioskop untuk mengisi waktu libur minggu ini, dengan mengajak Pandu tentunya.

"Bro, tar sore nonton yok. Bioskop udah pada buka tuh. Lo kan katanya bete liat gue di rumah mulu," Ajakku.

"Lo beneran ga punya temen ya? Ajak temen kek, cari pacar kek. Apa perlu gue install aplikasih Th*nd*r di HP lo?" Yup, dia mulai ngeledek lagi.

"Sial. Gue males ngajak-ngajaknya, belum lagi ada semacam perjanjian tak tertulis yang menyatakan bahwa siapa yang mengajak jalan maka dialah yang menanggung biayanya. Males kan. Huhuhu," Aku beralasan. "Dan apa tadi? Pacar? Maaf, enggak dulu. I have no budget for it! Huh" Tambahku.

"Hadeh. Hidup lo emang penuh dengan sejuta alasan ya. Bingung gue nyari cara biar lo ngilangin sifat buruk lo itu," Dia menggeleng-gelengkan kepala. Sok tua banget.

"Ayolah, lagian apa kata dunia kalo saban libur gue di rumah terus, tar yang ada gue dicap jomblo ngenes. Padahal sih iya. Tapi kan kalo gue ada kegiatan, jadi ga dipandang ngenes-ngenes amat gitu. Mau ya? Mau ya? Mau ya?" Aku sedikit memaksa. Hahaha.

 "Okelah, gue temenin lo nonton. Timbang gue stress mikirin ngubah pola pikir lo yang ajaib itu. Tapi janji ya, jangan macem-macem pas nonton nanti. Tar lo cari kesempatan dalam kesempitan lagi ke gue," Dia menyilangkan tangan di dadanya.

"Najis!" Aku hampir melempar bangku ke arahnya. Huh, bisa-bisanya malaikat punya pikiran mesum begitu.

Film "The Science of Fictions" , salah satu film Nasional yang berjaya meraih beberapa penghargaan di Festival Film Indonesia ini jadi pilihanku. Aku selalu mendahulukan nonton film Nasional, selain sebagai bentuk dukungan untuk sineas tanah air, tapi juga karena biasanya masa tayang film Nasional tidak selama dibanding masa tayang film Hollywood. Jadi sebisa mungkin aku menonton film Nasional diminggu pertama penayangannya.

Tak seperti sebelum pandemi, ternyata meski weekend, hanya terlihat beberapa pengunjung yang masuk ke dalam area bioskop. Padahal segala protokol kesehatan sudah diterapkan pengelola bioskop, tapi sepertinya masih belum menarik minat orang untuk kembali nonton di bioskop. Bahkan, hanya ada sekitar 10 penonton didalam studio tempat ku menonton, itupun sudah termasuk Pandu. Kembali aku menyalahkan Corona atas kondisi ini. Semoga saja kedepannya situasi dapat kembali normal, sehingga bioskop maupun tempat hiburan lainnya dapat kembali ramai dan dipenuhi pengunjung. Aamiin.

Aku cukup puas dengan film yang baru saja ku tonton. Selesai nonton, aku memutuskan langsung kembali pulang ke rumah. Masih ada sedikit kekhawatiran akan virus Corona, jadi sebisa mungkin setelah keluar rumah untuk tujuan tertentu maka begitu selesai aku harus langsung pulang.

"Tadi kau lihat sendiri kan keadaan di luar sana seperti apa. Corona sudah menjungkirbalikan banyak keadaan. Contohnya ya bioskop. Sebelum ada Corona, setiap ada film baru, apalagi weekend, bisa dipastikan penonton akan memenuhi studio di dalamnya. Begitu ada Corona, tadi penontonnya bahkan tidak sampai ada satu baris. Sungguh suatu pemandangan yang sangat kontras," Aku membuka percakapan.

"Iya, keadaan memang sedang sulit, tapi sekali lagi aku harap kau tidak terlalu membebani diri, fokus saja dengan apa yang saat ini ada padamu. Selebihnya tinggal kau usahakan untuk mencari cara meraih apa yang belum ada padamu, lakukan tanpa memaksakan diri," Tanpa sadar kami menggunakan "Aku Kau" pada setiap percakapan yang sedikit serius.

"Hmmmm. Aku benar-benar berharap dapat mengejar segala ketertinggalan. Sama seperti harapanku agar pandemi ini segera berakhir. Agar semua dapat hidup dengan optimis kembali. Agar semua dapat punya kesempatan untuk meraih segala yang belum dapat mereka capai dalam hidupnya," "Kau tau, salah satu hal yang sangat aku syukuri dalam masa pandemi ini ialah kau hadir dihidupku. Mungkin aku sudah gila kalau saja menjalani pandemi ini sendirian. Thanks berat bro," Aku menepuk pundak Pandu.

"Bukannya lo emang udah gila ya? Umur 32, ga punya pacar, ga punya pekerjaan tetap, ga punya temen. Wah gue mending ajuin pensiun dini jadi malaikat ajalah, daripada tar ketularan gila kayak lo...wkwkwkwkwkwkwkwk," Yak, mulai lagi.

"Siaaalllllllll!!!! Gue udah nahan jijik ngomong halus kayak tadi, eh malah direspon bar-bar gitu. Nyeseeeellll gue nyeseeellllllllllll!!!" Aku mengejar Pandu yang mulai lari setelah melihatku berancang-ancang menghajarnya. Jadilah malam-malam begini malah kami isi dengan kejar-kejaran. Finish sudah sesi "Aku Kau" dan terbitlah kembali "Lo Gue".

Aku sepakat dengan ungkapan hidup itu tak ubahnya seperti di roller coaster. Kadang bisa tiba-tiba kita mengalami kesedihan, tapi kadang tak butuh waktu lama untuk kita bisa tertawa bahagia kembali. Diantara semua keadaan, aku akan memastikan adanya seseorang bersamaku untuk melaluinya, dan saat ini aku bersyukur dengan hadirnya Pandu...

Bersambung...

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun