Mohon tunggu...
Arka Matahari Tyaga
Arka Matahari Tyaga Mohon Tunggu... Administrasi - Bahagia di dunia, mulia di akhirat

Baru saja terbangun dari tidur panjang, dan mulai lah kini aku akan bercerita....

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Corona's Angel: Bromance Cemen (Eps 7)

8 Agustus 2021   10:10 Diperbarui: 8 Agustus 2021   11:27 194
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Iya dah. Soal receh gini otak lo jalan ya. Tapi soal yang maha penting justru mampet otak lo. Wkwkwkwkwk," Tawanya berhenti, karena aku menyumpal mulutnya dengan kain serbet.

"Rasain. Wkwkwkwkwkwkwk" Aku tertawa puas.

"Siaaaalllllll!!!!" Dia lari ke wastafel buat berkumur. Hahahahaha.

Jam 8 pagi kami sudah berada di Stasiun Tanah Abang untuk berangkat ke Bogor menggunakan Commuter Line. Iya, aku belum punya mobil, hanya punya sepeda motor. Aku ga pernah menikmati perjalanan dengan motor, aku lebih suka naik kereta, karena aku bisa melayangkan pikiranku alias melamun sembari melihat pemandangan dari jendela kereta. Beruntung kondisi di Stasiun ini tidak terlalu ramai, mungkin karena masih relatif pagi ya. Tak menunggu lama, kereta tujuan Bogor pun tiba, maka naiklah kami. Bogor, here we come...

Matahari sudah hampir meninggi saat kami masuk ke areal Kebun Raya Bogor (KRB). Beruntung banyak pepohonan rindang yang mampu melindungi kami dari sengatan matahari. Aku selalu suka tempat yang hijau seperti ini, membuat hati dan jiwaku tentram. Mungkin setelah ini akan aku rencanakan untuk liburan ke daerah pegunungan. Kami memilih duduk sejenak di kursi yang banyak terdapat di dalam KRB. Aku ingin memakan snack dan susu kotak yang aku bawa dulu sebelum berkeliling, karena luasnya KRB, aku fikir lebih baik aku isi perutku dulu sebagai asupan energi.

"Macam anak SD ya bekal lo...wkwkwkwkw" Ledeknya.

Aku memasang wireless bluetooth ke telinga, aku tak ingin disangka bicara sendiri, dengan begini paling tidak orang akan mengira aku sedang menerima telephone.

"Komen mulu dah. Gue ini gampang berkeringat, jadi gue ga bakal bisa makan berat di area outdoor, makanya gue bawa snack sama susu, kalau makan nasi, dijamin gue bakalan banjir keringat" Aku memberi alasan. Malas melihat gelagatnya yang mau meledek lagi, aku pun menyudahi makan dan memilih untuk mulai berkeliling KRB.

"Wah lagi ga ada orang, eh malaikat, fotoin gue donk, biar lo ada gunanya dikit," Aku menyuruh Pandu.

"Sial, ga ada harga dirinya banget gue ya jadi malaikat malah disuruh jadi tukang foto. Huh!" Dengusnya, tapi tak ayal tetap menerina HP yang aku sodorkan.

"Fotoin yang bagus, awas aja kalo jelek, pokoknya kudu ulangi lagi," Requestku.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun